Sabtu, 10 Mei 2014

Menyendiri Part 2

Menyendiri, kali ini  coba mengungkap ada apa sebenarnya dengan kesendirian. Hasil diskusi dengann beberapa kerabat banyak sebenarnya orang yang merasakan  sebuah kesendirian dalam hidupnya. Beberapa diantara mereka punya masing-masing cerita yang menurutku hampir sama akan tetapi dengan jalan cerita yang berbeda. Realitanya setiap manusia adalah makhluk individu yang mempunyai sebuah sisi dimana dia akan berada pada posisi sendiri. Entah nyaman atau tidak, suka atau tidak pasti setiap manusia akan merasakannya.

Dalam beberapa diskusi ada beberapa orang yang justru dari kesendiriannya mereka sangat merasa nyaman (mungkin termasuk aku). Dari kesendirian, terkadang seorang manusia dapat bereksplorasi tanpa batas. Entah kenapa aku sendiripun merasa dunia imajinasi sangat menarik. Dalam beberapa kasus, sendiri mungkin akan menjadi banyak penderitaan bagi salah seorang. Namun itu tergantung sudut pandang persepsi itu diambil karena tidak mutlak benar.

Beberapa tahun yang lalu, masa Sekolah Dasar. Dalam memori masih teringat sebuah kata yang sering kudengar dari orang-orang yang berkomentar tentangku “autis”. Tak apalah aku tau itu hanya ungkapan mereka karena merasa aku tidak bisa bersosialisasi dengan banyak orang dan justru selalu asik dengan duniaku sendiri.  Sampai terakhir masa Sekolah Tingkat Lanjut kebiasaan dalam kesendirian ini masih berjalan.

Mencoba merubah persepsi, dalam kesendirian justru aku lebih produktif dibandingkan ketika dibantu/bersama orang. Berawal dari sebuah kesunyian, dimana suasana yang paling sangat nyaman itu akan muncul begitu banyak ide gila.

Sekarang dimasa perkuliahan, merasa 180 derajat berbeda. Banyak belajar dari mereka tentang bagaimana interaksi dengan orang banyak, mencoba mendahulukan orang lain. Dan mencoba membuat orang lain nyaman. Jelas banyak perbedaan dari dua penyikapan ini, disatu sisi menjadi orang suple itu punya banyak cerita namun disisi lain orang privat itu punya banyak imajinasi. Masa sekarang dengan banyak membuka ruang untuk banyak orang, sebenranya merasa sangat menyakitkan.

Tetap saja, aku masih merasa menyendiri adalah jati diri yang tetap ada dalam diriku. Ada sebuah kata menarik “ketika kamu sendiri, lihatlah dirimu. Maka kamu akan tahu bagaimana sebenranya jati dirimu”. Semisal antara shalat jama’ah dan sendiri, ketika jama’ah pasti akan ikut jama’ah itu. Namun ketika shalat sendiri bisa jadi shalat ashar hanya 3 raka’at karena mungkin keburu atau disengaja karena tidak ada yang melihat.

so, dalam kesendirian aku ingin bergerak, dalam kesendirian aku ingin melangkah, dalam kesendirian aku ingin berjalan, dalam kesendirian aku ingin berlari dan dalam kesendirian aku ingin terbang.

Malang, 8 Mei 2014 @baniasroff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar