Menyendiri, kali ini
coba mengungkap ada apa sebenarnya dengan kesendirian. Hasil diskusi
dengann beberapa kerabat banyak sebenarnya orang yang merasakan sebuah kesendirian dalam hidupnya. Beberapa
diantara mereka punya masing-masing cerita yang menurutku hampir sama akan
tetapi dengan jalan cerita yang berbeda. Realitanya setiap manusia adalah
makhluk individu yang mempunyai sebuah sisi dimana dia akan berada pada posisi
sendiri. Entah nyaman atau tidak, suka atau tidak pasti setiap manusia akan
merasakannya.
Dalam beberapa diskusi ada beberapa orang yang justru dari
kesendiriannya mereka sangat merasa nyaman (mungkin termasuk aku). Dari kesendirian, terkadang seorang manusia dapat bereksplorasi tanpa batas. Entah kenapa aku sendiripun
merasa dunia imajinasi sangat menarik. Dalam beberapa kasus, sendiri mungkin
akan menjadi banyak penderitaan bagi salah seorang. Namun itu tergantung
sudut pandang persepsi itu diambil karena tidak mutlak benar.
Beberapa tahun yang lalu, masa Sekolah Dasar. Dalam memori masih
teringat sebuah kata yang sering kudengar dari orang-orang yang berkomentar
tentangku “autis”. Tak apalah aku tau itu hanya ungkapan mereka karena merasa
aku tidak bisa bersosialisasi dengan banyak orang dan justru selalu asik dengan
duniaku sendiri. Sampai terakhir masa
Sekolah Tingkat Lanjut kebiasaan dalam kesendirian ini masih berjalan.
Mencoba merubah persepsi, dalam kesendirian justru aku lebih
produktif dibandingkan ketika dibantu/bersama orang. Berawal dari sebuah
kesunyian, dimana suasana yang paling sangat nyaman itu akan muncul begitu
banyak ide gila.
Sekarang dimasa perkuliahan, merasa 180 derajat berbeda.
Banyak belajar dari mereka tentang bagaimana interaksi dengan orang banyak,
mencoba mendahulukan orang lain. Dan mencoba membuat orang lain nyaman. Jelas banyak
perbedaan dari dua penyikapan ini, disatu sisi menjadi orang suple itu punya
banyak cerita namun disisi lain orang privat itu punya banyak imajinasi. Masa sekarang
dengan banyak membuka ruang untuk banyak orang, sebenranya merasa sangat
menyakitkan.
Tetap saja, aku masih merasa menyendiri adalah jati diri
yang tetap ada dalam diriku. Ada sebuah kata menarik “ketika kamu sendiri,
lihatlah dirimu. Maka kamu akan tahu bagaimana sebenranya jati dirimu”. Semisal
antara shalat jama’ah dan sendiri, ketika jama’ah pasti akan ikut jama’ah itu. Namun
ketika shalat sendiri bisa jadi shalat ashar hanya 3 raka’at karena mungkin
keburu atau disengaja karena tidak ada yang melihat.
so, dalam kesendirian aku ingin bergerak, dalam kesendirian
aku ingin melangkah, dalam kesendirian aku ingin berjalan, dalam kesendirian
aku ingin berlari dan dalam kesendirian aku ingin terbang.
Malang, 8 Mei 2014 @baniasroff
Tidak ada komentar:
Posting Komentar