Selama 350 tahun Bangsa Indonesia dijajah, selama itu pula
bangsa Indonesia seakan menjadi kacung di rumah sendiri. Berawal dari sebuah
gerakan yang di inisiasi oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo bersama dengan siswa
Sekolah Kedokteran STOVIA pada tanggal 20 mei 1908. Gerakan itu menjadi
pemantik semangat bangsa Indonesia untuk melawan penjajah. Sehingga tanggal 20
mei sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
20 mei 1908 merupakan sebuah awal perjuangan bangsa
Indonesia, bukan berarti sebelum itu Bangsa Indonesia tidak melawan. Namun, gerakan Boedi Oetomo diwaktu itu menjadi gerakan perlawanan terhadap bangsa
yang sudah terstruktur, teratur dan lebih masive dibandingkan perlawanan
sebelum-sebelumnya. Hari Kebangkitan Nasional adalah semangat persatuan dan
kesatuan yang muncul atas dasar Nasionalisme untuk bangkit memperjuangan
kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional merupakan sebuah wujud
penghormatan karena kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang tidak akan
pernah melupakan sejarah. Dari sejarah, mencoba belajar bagaimana dulu bangsa
ini pernah bersatu padu dan bersama mewujudkan kemerdekaan yang menjadi
cita-cita bersama. Begitu banyak pembelajaran sebenarnya ketika kita
mau memaknai arti sebuah perjuangan.
Dari Hari Kebangkitan Nasional ini kita belajar bahwa sebuah
mimpi besar untuk sebuah perubahan yang besar itu dimulai dari sesuatu yang
kecil. Gerakan Boedi Oetomo yang menjadi awal perubahan waktu itu hanya di
inisiasi oleh satu orang saja. Satu orang yang mempunyai mimpi besar dan
pandangan jauh kedepan.
Selain itu Hari kebangkitan Nasional juga mengajarkan kita
arti sebuah kesatuan atau kebersamaan. Dimana perjuangan-perjuangan seporadis
yang dilakukan oleh segelintir orang akan mudah dipatahkan. Ibarat sebuah lidi
ketika ia hanya sebatang pasti akan mudah dipatahkan dan tidak akan maksimal
untuk menyapu. Namun, ketika lidi itu berjumlah banyak dan disatukan maka ia
akan kokoh dan menjalankan fungsinya untuk menyapu secara mksimal.
Terakhir sebagai seorang mahasiswa kita sudah diberikan
contoh oleh adanya Boedi Oetomo. Kita sering berkelit bahwa mahasiswa itu hanya
bertugas untuk memikirkan studinya saja tanpa harus turut serta berfikir untuk
bangsa. Beliau adalah Sutomo, Gunawan Mangkusumo, dan Cipto Mangkusumo
mahasiswa STOVIA yang belum bergelar dokter. Dalam semangat muda dan pemikiran
luas mereka berhasil mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang menjadi simbol
Kebangkitan Nasional sampai saat ini.
Begitu banyak makna dibalik sebuah Hari bernama Kebangkitan
Nasional. Dimana bangsa ini masih belum berjaya, bangasa ini masih dikatakan
terpuruk. Yang pasti bangsa ini merindukan sebuah persatuan rakyatnya untuk
bersatu padu mewujudakn visi bersama untuk Indonesia lebih sejahtera.
Tidak ada yang pantas kita lakukan sebagai seorang Mahasiswa
selain bergerak, bukan hanya diam dan menyaksikan. Namun bergerak untuk sebuah
perubahan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar