Jumat, 02 Mei 2014

Masih Bermimpi tentang Pendidikan #1

Jepang, sebuah negara yang sampai saat ini masih menjadi bagian dari mimpi. Sebuah negara yang dulu pernah hancur berkeping-keping karena serangan BOM atom pada masa perang dunia II. Saat itu jelas Jepang hancur lebur, namun dari kehancuran itu mereka berubah menjadi salah satu negara paling diperhitungkan saat ini di dunia.

Jepang, selalu menginspirasi. Itulah mengapa bebrapa waktu yang lalu aku membeli sebuah buku berjudul "catatan inspirasi dari jepang". yaa, bismillah saja in sya Allah bisa kesana. Amiinn. Negara yang sering disebut matahari terbit ini, "lagi-lagi" membuat cerita. Cerita kali ini adalah tentang kehidupan wanita disana, ternyata wanita disana itu malah mempraktekkan apa yang ada dalam tuntunan agama islam. Padahal mereka itu bukan orang islam.

Sering mereka berkata, "emansipasi wanita", "kesetaraan gender" dan bla bla bla. NO, mau dengan alih alih wanita karir atau apalah rasanya mesti ada yang perlu dikaji tentang itu. Emansipasi wanita itu memuliakan wanita, ini saya sangat sepakat. Wanita itu makhluk mulia yang wajib dijaga dan diberikan perhatian (jangan berfikiran sempit). Di Jepang, wanita mendapatkan kemuliaan itu. Mereka bahkan tidak sekolah setinggi langit apalagi jadi wanita karir yang sangat diidam-idamkan wanita di Negara Tercinta Indonesia.

Rasionalisasinya dalam kehidupan berkeluarga. Tempat pertama kali seorang manusia belajar, yaitu lingkup keluarga. Nah, disinilah awal mula semua itu terbentuk akan mnjadi apa sesosok manusia itu tumbuh kelak tergantung bagaimana ia belajar dalam keluarganya. Ibu adalah sosok luarbiasa yang WAJIB menjadi guru pertama bagi setiap manusia yang terlahir didunia ini. Jepang sangat menghargai ini, tentang pendidikan mereka berfikir bukan hanya visi jangka panjang namun juga basic dipertimbangkan. Beban berat ini diberikan kepada sosok manusia bernama wanita. Ibu dari anak-anak yang pasti akan sangat berpengaruh dalam pendidikan dirumah/keluarga.

Kata siapa jadi wanita karir itu keren? kata siapa jadi ibu rumah tangga itu kuno? Open your mind, please. Seorang anak ini akan tumbuh hanya sekali sepanjang hidupnya. Dia hanya akan berumur 1 tahun sekali dalam semuruh hidup, begitu pula waktu waktu pertumbuhan lain. Kalau masa ini diabaikan, maka jangan salah ketika salah didik yang disadari ketika anak sudah dewasa ini akan muncul. Jelas yang namanya waktu tidak mungkin dapat berputar, waktu paling menentukan dalam kehidupan manusia yaitu masa kecil tidak mungkin terulang lagi.

Sebuah kemulian besar kami berikan kepada kalian para wanita, kami percayakan untuk membentuk sebuah kepribadian seorang manusia dimulai ketika ia lahir kedunia. Itu bukan penghinaan, justru itu cara kami (laki-laki) memuliakan kalian. Mungkin akan indah ketika setiap anak yang lahir benar-benar dididik oleh ibunya hingga benar-benar terbentuk sebuah kepribadian yang akan ia bawa selama ia hidup. Bayangkan "selama ia hidup".

Belajarlah menjadi seorang ibu bagi seorang anak, bukan menjadi seorang istri untuk suami.

lets study, lets pray  and get harmony.

at the corner room, 2 Mei 2014 @baniasroff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar