Kamis, 29 Mei 2014

Malam ini

kau adalah orang yang selalu benar dengan segala sudut pandangmu,

tidak akan pernah mudah berkata, hanya akan mudah dalam angan,

dulu, kita bisa berbicara seakan idealisme menjadi sebuah raja,

saat ini, seakan ombak menerjangmu melemparmu kedalam sebuah dosa bersama turunan.

akupun mulai berfikir, salahkan aku?

ternyata akupun menjawab, bukan aku yang salah.

namun dalam tingkatan emosi yang paling memuncak malam ini,

dalam kerasnya kekerasan sebuah malam, dan lembutnya kelembutan sebuah pagi.

saat kamu diam, aku ingin marah. saat aku diam apa kau tau aku sedang marah?

entahlah malam ini aku tak bisa berfikir. Selayak catatan ini yang tak punya alur dan tujuan.

air wudhu pun hanya bisa mendinginkan, bukan memaksa untuk menyudahi apa yang sudah terjadi.

aku yakin tak dapat berarti tulisan ini.,

karena sampai akhir malam ini, aku masih merasa "sendiri menyepi"

Senin, 26 Mei 2014

Belajar Hari Kebangkitan Nasional

Selama 350 tahun Bangsa Indonesia dijajah, selama itu pula bangsa Indonesia seakan menjadi kacung di rumah sendiri. Berawal dari sebuah gerakan yang di inisiasi oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo bersama dengan siswa Sekolah Kedokteran STOVIA pada tanggal 20 mei 1908. Gerakan itu menjadi pemantik semangat bangsa Indonesia untuk melawan penjajah. Sehingga tanggal 20 mei sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

20 mei 1908 merupakan sebuah awal perjuangan bangsa Indonesia, bukan berarti sebelum itu Bangsa Indonesia tidak melawan. Namun, gerakan Boedi Oetomo diwaktu itu menjadi gerakan perlawanan terhadap bangsa yang sudah terstruktur, teratur dan lebih masive dibandingkan perlawanan sebelum-sebelumnya. Hari Kebangkitan Nasional adalah semangat persatuan dan kesatuan yang muncul atas dasar Nasionalisme untuk bangkit memperjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional merupakan sebuah wujud penghormatan karena kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang tidak akan pernah melupakan sejarah. Dari sejarah, mencoba belajar bagaimana dulu bangsa ini pernah bersatu padu dan bersama mewujudkan kemerdekaan yang menjadi cita-cita bersama. Begitu banyak pembelajaran sebenarnya ketika kita mau memaknai arti sebuah perjuangan.

Dari Hari Kebangkitan Nasional ini kita belajar bahwa sebuah mimpi besar untuk sebuah perubahan yang besar itu dimulai dari sesuatu yang kecil. Gerakan Boedi Oetomo yang menjadi awal perubahan waktu itu hanya di inisiasi oleh satu orang saja. Satu orang yang mempunyai mimpi besar dan pandangan jauh kedepan.
Selain itu Hari kebangkitan Nasional juga mengajarkan kita arti sebuah kesatuan atau kebersamaan. Dimana perjuangan-perjuangan seporadis yang dilakukan oleh segelintir orang akan mudah dipatahkan. Ibarat sebuah lidi ketika ia hanya sebatang pasti akan mudah dipatahkan dan tidak akan maksimal untuk menyapu. Namun, ketika lidi itu berjumlah banyak dan disatukan maka ia akan kokoh dan menjalankan fungsinya untuk menyapu secara mksimal.

Terakhir sebagai seorang mahasiswa kita sudah diberikan contoh oleh adanya Boedi Oetomo. Kita sering berkelit bahwa mahasiswa itu hanya bertugas untuk memikirkan studinya saja tanpa harus turut serta berfikir untuk bangsa. Beliau adalah Sutomo, Gunawan Mangkusumo, dan Cipto Mangkusumo mahasiswa STOVIA yang belum bergelar dokter. Dalam semangat muda dan pemikiran luas mereka berhasil mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang menjadi simbol Kebangkitan Nasional sampai saat ini.

Begitu banyak makna dibalik sebuah Hari bernama Kebangkitan Nasional. Dimana bangsa ini masih belum berjaya, bangasa ini masih dikatakan terpuruk. Yang pasti bangsa ini merindukan sebuah persatuan rakyatnya untuk bersatu padu mewujudakn visi bersama untuk Indonesia lebih sejahtera.

Tidak ada yang pantas kita lakukan sebagai seorang Mahasiswa selain bergerak, bukan hanya diam dan menyaksikan. Namun bergerak untuk sebuah perubahan bangsa. 

Rabu, 21 Mei 2014

Dibalik sebuah kata

Dalam sebuah waktu mencoba untuk berfikir, benarkan yang kulakukan saat ini? Cacian, makian, hujatan yang sering kutrima seakan menjadi sebuah ombak dipantai yang selalu menyerang daratan. Ia kadang kuat, pun terkadang lemah. Cerita tentang sebuah makna seruan, sebuah kata yang penuh makna. Namun, yakinlah kau tak akan pernah mampu mengartikannya tanpa berada didalamnya.

Ingin sekali berucap syukur yang berlimpah, terhadap al qudwah al murabbiah al qiyadah al uswah sang Rosulullah Muhammad SAW. Membayangkan seperti apa beliau berdakwah, menerobos setiap kedzaliman, menegakkan setiap seruan dan menahan setiap godaan. Karena seruan memang untuk disampaikan bukan untuk dinikmati dalam kesendirian.  

Baru tersadar setelah berada disini, kenapa seruan ini selalu mendapat pertentangan. Kenapa dahulu Nabi Muhammad selalu di sebut penipu, pembual dan penyihir. Semua akan jelas terasa ketika sudah menjalankan, betapa terstrukurnya aliran dakwah ini. Sebuah perjalanan panjang yang tak kenal lelah.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka terbunuh atau membunuh, dan siapakah yang paling menepati janjinya selain daripada Allah?”


Dakwah itu,
Ia sakit tapi menyehatkan.
Ia panas tapi mendinginkan.
Ia keras tapi melembutkan.
Ia berat tapi meringkan.


Karena itulah kalimat dalam seruan ini yang ingin selalu kusampaikan, lewat berjuta kata yang tercucur dari sang khalik. Walaupun selalu kalian berkata, “ah omong doang”. Namun begitu lebih baik, ruang cercaan dan makian itu yang harus selalu ada dalam perjalanan ini. Agar seruan ini bukan hanya untuk para dai saja, namun seruan ini juga untuk semua saudara seiman. Karena memang semua seruan harus diucapkan dan disampaikan bukan hanya dinikmati pribadi.


Memang seperti itu, bukan karena menjadikan seruan ini sebagai senjata sehingga hanya berdiam diri tanpa bergerak melakukannya. Sejatinya dalam hati yang paling dalam justru rasa takut yang begitu besar ketika gerak kami kau lihat. Ketakutan akan sebuah keikhlasan yang akan semakin terkikis. Atau bahkan orientasi gerak yang hanya karena manusia saja. Sungguh keinginan besar dalam hati ini agar semua gerak itu hanya sang Pencipta yang tahu. Agar kesombongan dalam hati ini mudah teratasi. Agar balasan atas apa yang kami perbuat hanya dari sang maha pemabalas.

Singgasana Inspirasi, 20 Mei 2014 @baniasroff

Jumat, 16 Mei 2014

Bahagia itu sederhana, sesederhana kau mengatakan "Alhamdulillah"

Salah satu kenikmatan hati adalah ketia ia mampu bersinar karena cahaya yang ada didalam hati. Cahaya itu bernama bahagia, yang akan mampu menyalakan segala cahaya kepada sang tuan karena tuhannya.

Bahagia itu sederhana, sesederhana kau mengatakan "Alhamdulillah". ^_^

Jika KEKAYAAN itu bisa membuat orang bahagia, tentunya ADOLT MERCKLE orang terkaya dari jerman tidak akan menabrakan dirinya ke kereta.

Jika KETENARAN itu bisa membuat orang bahagia, tentunaya MICHAE JAKSON raja pop dunia dari USA tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.

Jika KEKUASAAN itu bisa membuat orang bahagia, tentunya G. VARGAS presiden brasil tidak akan menmbak jantungnya sendiri.

Jika KECANTIKAN itu bisa membuat orang bahagia, tentunya MARLIN MONROE artis cantik dari USA tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.

Jika KESEHATAN itu bisa membuat orang bahagia, tentunya THIERY COSTA dokter terkenal dari prancis tidak akan bunuh diri karena sebuah acar di televisi.

dan

Ternyata bahagia atau tidaknya seseorang itu bukan karena seberapa kayanya dia, seberapa tenarnya dia, seberapa berkuasanya dia, seberapa cantiknya dia dan seberapa sehatnya dia.

Namun, sungguh atas ijin Allah SWT. seorang manusia akan merasa bahagia karena dirinya sendiri. Seberapa mampu ia BERSYUKUR atas semua yang dimilikinya dalam segala hal.

"Kalau kebahagian bisa dibeli tentunya orang-orang kaya akan membelinya. Dan kita akan sulit mendapatkannya karena sudah habis dibolong oleh mereka"

"Kalau kebahagiaan itu ada pada suatu tempat, pasti belahan bumi ini akan kosong karena semua orang akan berbondong-bondong datang kesana"

Syukur Alhamdulillah sebuah kebahagiaan itu berada didalam hati setiap manusia.

"yang kita butuhkan adalah HATI yang BERSIH dan IKHLAS serta FIKIRAN yang JERNIH, maka kita dapat menciptakan kebahagiaan itu kapanpun, dimanapun dan dengan kondisi apapun."

Karena kebahagian itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang selalu menyukuri nikmat Tuhannya

"Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki"

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram" QS 13:28

RE3 JPTE, 16 Mei 2014 @baniasroff

Selasa, 13 Mei 2014

Dalam Diam

Kepada Allah SWT, dzat yang maha membolak balikan hati. Engkau adalah dzat yang maha tahu bahkan engkau tahu apa yang belum kami ingin tahu.

Benar saja ketika orientasi pertama seorang manusia adalah tentang niatnya. Dan tentang niat hanya akan terasa oleh diri sendiri jauh dalam lubuk hati. Hati yang tersimpan rapi dan tenang merusuk jauh menembus ruang-ruang kegelapan. Namun dalam kepekatan ruang, hati itu bercayaha atas apa yang ada dialamnya. Namun siapa yang mampu melihatnya? Hanya sang tuan dan tuhannya.

Cinta adalah anugrah. Susahnya sedihnya lukanya apa bahagianya semua akan mudah terbang ketika cinta datang. Datangnya halus dan lembut seperti sutra yang tersusun dari pola dan makna. Cinta datang atas dasar fitrah manusia yang mempunyai perasaan dalam hatinya. Ketika cinta itu datang siapa manusia yang akan menolaknya, karena kelembutannyalah banyak orang bertekuk lutut terhadap cinta. Karena indahnyalah setiap orang tersibak dalam aroma bunga.

Ketika cinta itu datang apa yang bisa kita lakukan? Cinta adalah sebuah perasaan. Perasaan kenyamaan yang selau datang ketika sang cinta datang. Cinta itu bukan baitan frasa yang dapat terlihat oleh mata namun dia adalah makna kata yang bisa terasa hanya dengan hati.

Ketika cinta itu datang, rasakanlah dalam kesendirianmu. Biarkan ia bermain-main hanya dalam hatimu. Tak perlulah membuatnya menjadi nyata, kecuali engaku sudah siap untuk mempertemukannya.

Dalam diam ini cinta kunikamati, dalam kekagumanku kubiarkan engkau mekar. Tanpa ada satu orangpun yang akan tau betapa indahnya cahaya dalam hati ini. Biarlah cinta tetap kunikmati sendiri hingga saatnya nanti dia menjawab atas dasar apa dia hadir dalam kedalaman hati.


Singgasana Inspirasi, 13 Mei 2014 @baniasroff

Cambukan

Pluralisme kah yang kau harapkan?

Sebuah cambukan keras, ketika diskusi tentang orang-orang yang menolak sebuah seruan. Mengatasnamakan sebuah kesetaraan dalam hal religius, menempatkan SARA sebagai benteng paling tangguh. Dan mengacungkan HAM sebagai senjata mematikanmu. Kau mengatakan negara ini adalah negara netral bukan negara yang dominan oleh sebuah suku, ras, etnis dan agama.

Coba buka matamu, kau melarang saudara seimanmu dengan keras untuk beribadah. Namun kau membuka pintu selebar-lebarnya untuk sadara bukan seimanmu. Toleransimu begitu tinggi untuk menegakkan agama mereka, namun kau mencibir pedas ketika agamamu diperjuangakan.

Coba buka hatimu, kau merasa saudara seimanmu adalah penjahat yang selalu kau telanjangi habis-habisan sampai malu untuk bergerak. Namun kau seakan menutup mata ketika baju-baju mereka dilepas kepermukaan dan menaggap mereka adalah korban saudaramu.

Pernahkah kau melihat betapa acuhnya dirimu dengan segala bentuk persembahan istimewa, untuk mengantarkanmu kesurga seperti yang telah engkau pelajari dahulu. Namun semangatmu membara untuk memberikan simpati dan perhatianmu terhadap mereka.

Bukankah kau juga mengatakan tentang semua keimanan itu baik, namun dengan mudah kau menyepelekan imanmu sendiri.

Apakah yang ingin engkau cari? Sebuah pembuktian bahwa agama yang kau pilih ini harus sama dengan agama yang lain? Ataukah engkau mengharapkan sebuah pluralisme? Atau justru bukan kesetaraan yang kau inginkan namun mencoba membenarkan untuk menolak seruan!


Singgasana Inspirasi, 13 Mei 2014 @baniasroff  

Building House

Subuah catatan sebuah cerita, tentang segenap kota kecil yang menyisakan banyak cerita tentangnya. Ini adalah kali ke2 berkunjung ke Jawa Timur dan dalam setiap kunjungan selalu ada perhatian yang lebih tertuju pada khas mempesona. Setiap mata yang memandang akan dimanjakan oleh sebuah pemandangan religi. Sepanaja jalan lintas kota lintas provinsi suguhan terindah bukan pada hijaunnya pemandangan hutan ataupun birunya laut. Namun, bangunan kokoh yang menjulang tinggi seakan ingin mencakar langit dengan menaranya. Itulah Jawa Timur yang kental dengan bangunan masjid nan elok dipandang.

Masjid sebagai simbol kekokohan Islam layaknya dulu ketika Rosulullah SAW membangun masjid Kuba dikota madinah. Masjid adalah rumah yang selalu menharapkan pemilikanya datang. Belajar tentang masjid maka belajarlah kita tentang Islam. Mungkin dilain daerah kultur disana mengatakan masjid tidak lagi menjadi simbol keistimewaan Islam. Namun masjid hanya dianggap sebuah tempat beribadah saat beribadah saja.

Bangga dengan Jawa Timur dengan  beribu-ribu pondok pesantren disana pastilah masyarakat sudah punya bekal yang cukup tentang ad-dien. Mereka mengagungkan Rumah Allah, meninggikan bangunan, memperindah hiasan dan meramaikan suasana didalamnya. Biarkan aku tetap terkagum denganmu, tentang segala pesonamu dan sluruh aktifitasmu. Aku akan tetap menjadikanmu tempat terindah selama masih menarik nafas dan akan kujadikan kau rumah yang selalu ingin kutuju ketika aku mulai lelah.

Malang, 9 Mei 2014 @baniasroff


Sabtu, 10 Mei 2014

Menyendiri Part 2

Menyendiri, kali ini  coba mengungkap ada apa sebenarnya dengan kesendirian. Hasil diskusi dengann beberapa kerabat banyak sebenarnya orang yang merasakan  sebuah kesendirian dalam hidupnya. Beberapa diantara mereka punya masing-masing cerita yang menurutku hampir sama akan tetapi dengan jalan cerita yang berbeda. Realitanya setiap manusia adalah makhluk individu yang mempunyai sebuah sisi dimana dia akan berada pada posisi sendiri. Entah nyaman atau tidak, suka atau tidak pasti setiap manusia akan merasakannya.

Dalam beberapa diskusi ada beberapa orang yang justru dari kesendiriannya mereka sangat merasa nyaman (mungkin termasuk aku). Dari kesendirian, terkadang seorang manusia dapat bereksplorasi tanpa batas. Entah kenapa aku sendiripun merasa dunia imajinasi sangat menarik. Dalam beberapa kasus, sendiri mungkin akan menjadi banyak penderitaan bagi salah seorang. Namun itu tergantung sudut pandang persepsi itu diambil karena tidak mutlak benar.

Beberapa tahun yang lalu, masa Sekolah Dasar. Dalam memori masih teringat sebuah kata yang sering kudengar dari orang-orang yang berkomentar tentangku “autis”. Tak apalah aku tau itu hanya ungkapan mereka karena merasa aku tidak bisa bersosialisasi dengan banyak orang dan justru selalu asik dengan duniaku sendiri.  Sampai terakhir masa Sekolah Tingkat Lanjut kebiasaan dalam kesendirian ini masih berjalan.

Mencoba merubah persepsi, dalam kesendirian justru aku lebih produktif dibandingkan ketika dibantu/bersama orang. Berawal dari sebuah kesunyian, dimana suasana yang paling sangat nyaman itu akan muncul begitu banyak ide gila.

Sekarang dimasa perkuliahan, merasa 180 derajat berbeda. Banyak belajar dari mereka tentang bagaimana interaksi dengan orang banyak, mencoba mendahulukan orang lain. Dan mencoba membuat orang lain nyaman. Jelas banyak perbedaan dari dua penyikapan ini, disatu sisi menjadi orang suple itu punya banyak cerita namun disisi lain orang privat itu punya banyak imajinasi. Masa sekarang dengan banyak membuka ruang untuk banyak orang, sebenranya merasa sangat menyakitkan.

Tetap saja, aku masih merasa menyendiri adalah jati diri yang tetap ada dalam diriku. Ada sebuah kata menarik “ketika kamu sendiri, lihatlah dirimu. Maka kamu akan tahu bagaimana sebenranya jati dirimu”. Semisal antara shalat jama’ah dan sendiri, ketika jama’ah pasti akan ikut jama’ah itu. Namun ketika shalat sendiri bisa jadi shalat ashar hanya 3 raka’at karena mungkin keburu atau disengaja karena tidak ada yang melihat.

so, dalam kesendirian aku ingin bergerak, dalam kesendirian aku ingin melangkah, dalam kesendirian aku ingin berjalan, dalam kesendirian aku ingin berlari dan dalam kesendirian aku ingin terbang.

Malang, 8 Mei 2014 @baniasroff

Selasa, 06 Mei 2014

Biarkanlah

Biarkanlah langit itu tetap membiru,
Biarkanlah dedaunan itu tetap berwana hijau,
Biarkanlah darah itu selalu berwarna merah,
Namun,
Jangan pernah kau biarakan malam itu selalu gelap,
Karena aku yakin hari ini masih ada Engkau,
Engkau mahasiswa yang mampu menjadi pelita dan menerangi gelapnya malam.

Biarkanlah puncak gunung itu tetap menjulang tinggi menuju langit,
Biarkanlah samudra membentang membirukan dunia,
Biarkanlah hutan selalu rindang dan memberikan keteduhan pada dunia,
Namun,
Jangan sekalipun kaubiarkan angin berhembus terlalu kencang,
Karena gunung akan tergoyang,
Karena lautan akan menggelombang,
dan Hutanpun akan tumbang karenanya.


Minggu, 04 Mei 2014

Menyendiri

Beruntung, kutemukan sebuah tempat yang sungguh mempesona. Tempat yang bisa mengembalikan seluruh ingatan masa kecil, masa dimana saat itu aku sering dikatakan sebagai anak autis "senang dengan dirinya sendiri". Siang ini, warna hijau dan biru adalah dua warna yang paling mendominasi didunia ini. Warna yang sama seperti yang dulu selalu kulihat ketika masih kecil. Ditambah dengan nyanyian angin yang menerbangkan setiap layangan yang dibentangkan dengan sebuah benang.

ketenangan dan kesunyian, sebuah suasana yang begitu nikmat menurutku. Dalam kesendirian aku bisa leluasa berfikir memikairkan sesuatu yang mungkin orang lain tidak pernah terfikir. Hampir setiap hari kala itu waktu pulang sekolah aku bukan seperti anak biasanya yang saling menghampiri untuk bermain bersama. Entah, Aku lebih suka dengan duniaku sendiri. Dengan segala macam mimpi yang bisa kubuka dengan ketenangan dan kesunyian.

 Dalam sebuah perjalanan akhirnya aku beranikan diri untuk menuliskan sebuah kata yang berbeda, kata "menyendiri" sebagai satu-satunya hobbyku. Kenapa? Dari kecil aku terbiasa sendiri, bahkan menurutku jauh akan lebih produktif ketika sendiri. Kata mereka keramaian itu bagus, namun bagiku keramaian itu menyiksa. Pun dari hobby ini aku mulai berfikir tentang dampak dari sebuah kebiasaan yang akan kualami kelak ketika mempunyai hobby tak biasa ini.

Coba jawab pertanyaan ini. Berapa jumlah juara pertama dalam sebuah perlombaan? Berapa jumlah ketua dalam satu kelompok? Berapa jumlah Pimpinan dalam sebuah perusahaan? Berapa jumlah Bapak dalam sebuah rumah tangga? Berapa jumlah rangking 1 dalam kelas? Berapa jumlah presiden di sebuah negara? Berapa jumlah Sekjend dalam struktural PBB? iya, dari semua pertanyaan itu hanya ada sebuah jawaban yang tepat, "SATU". Pun kelak ketika kau dalam liang kubur akan ada berapa orang yang ada bersamamu? iyaa, semua subjek dari pertanyaan itu adalah sebuah penggambaran dari sebuah kata "sendiri" dan itulah mengapa aku begitu ingin menyendiri.

Inilah aku dengan kesendirianku, bukan untuk menolak kedatangan kalian. Tapi hanya mencoba mendatangkan sebuah sisi kenyamaan untuk bernafas.

Maaf ketika harus kubuat kalian berfikir untuk tidak ingin melihatku lagi, ataupun pergi meninggalkanku. Karena suatu saat kalainpun akan meninggalkanku dalam sebuah kesendirian.


Tempat Inspirasi, 4 Mei 2014 @baniasroff

Jumat, 02 Mei 2014

Masih Bermimpi tentang Pendidikan #1

Jepang, sebuah negara yang sampai saat ini masih menjadi bagian dari mimpi. Sebuah negara yang dulu pernah hancur berkeping-keping karena serangan BOM atom pada masa perang dunia II. Saat itu jelas Jepang hancur lebur, namun dari kehancuran itu mereka berubah menjadi salah satu negara paling diperhitungkan saat ini di dunia.

Jepang, selalu menginspirasi. Itulah mengapa bebrapa waktu yang lalu aku membeli sebuah buku berjudul "catatan inspirasi dari jepang". yaa, bismillah saja in sya Allah bisa kesana. Amiinn. Negara yang sering disebut matahari terbit ini, "lagi-lagi" membuat cerita. Cerita kali ini adalah tentang kehidupan wanita disana, ternyata wanita disana itu malah mempraktekkan apa yang ada dalam tuntunan agama islam. Padahal mereka itu bukan orang islam.

Sering mereka berkata, "emansipasi wanita", "kesetaraan gender" dan bla bla bla. NO, mau dengan alih alih wanita karir atau apalah rasanya mesti ada yang perlu dikaji tentang itu. Emansipasi wanita itu memuliakan wanita, ini saya sangat sepakat. Wanita itu makhluk mulia yang wajib dijaga dan diberikan perhatian (jangan berfikiran sempit). Di Jepang, wanita mendapatkan kemuliaan itu. Mereka bahkan tidak sekolah setinggi langit apalagi jadi wanita karir yang sangat diidam-idamkan wanita di Negara Tercinta Indonesia.

Rasionalisasinya dalam kehidupan berkeluarga. Tempat pertama kali seorang manusia belajar, yaitu lingkup keluarga. Nah, disinilah awal mula semua itu terbentuk akan mnjadi apa sesosok manusia itu tumbuh kelak tergantung bagaimana ia belajar dalam keluarganya. Ibu adalah sosok luarbiasa yang WAJIB menjadi guru pertama bagi setiap manusia yang terlahir didunia ini. Jepang sangat menghargai ini, tentang pendidikan mereka berfikir bukan hanya visi jangka panjang namun juga basic dipertimbangkan. Beban berat ini diberikan kepada sosok manusia bernama wanita. Ibu dari anak-anak yang pasti akan sangat berpengaruh dalam pendidikan dirumah/keluarga.

Kata siapa jadi wanita karir itu keren? kata siapa jadi ibu rumah tangga itu kuno? Open your mind, please. Seorang anak ini akan tumbuh hanya sekali sepanjang hidupnya. Dia hanya akan berumur 1 tahun sekali dalam semuruh hidup, begitu pula waktu waktu pertumbuhan lain. Kalau masa ini diabaikan, maka jangan salah ketika salah didik yang disadari ketika anak sudah dewasa ini akan muncul. Jelas yang namanya waktu tidak mungkin dapat berputar, waktu paling menentukan dalam kehidupan manusia yaitu masa kecil tidak mungkin terulang lagi.

Sebuah kemulian besar kami berikan kepada kalian para wanita, kami percayakan untuk membentuk sebuah kepribadian seorang manusia dimulai ketika ia lahir kedunia. Itu bukan penghinaan, justru itu cara kami (laki-laki) memuliakan kalian. Mungkin akan indah ketika setiap anak yang lahir benar-benar dididik oleh ibunya hingga benar-benar terbentuk sebuah kepribadian yang akan ia bawa selama ia hidup. Bayangkan "selama ia hidup".

Belajarlah menjadi seorang ibu bagi seorang anak, bukan menjadi seorang istri untuk suami.

lets study, lets pray  and get harmony.

at the corner room, 2 Mei 2014 @baniasroff