Selasa, 23 Desember 2014

Untukmu para pengejar mimpi

Kehidupan itu sulit untuk diprediksi,
Rencana yang sudah sedemikian dibuat terkadang cacat atau bahkan hancur berantakan,
Sebuah angan yang yak tercapai dan mimpi yang tak tergapai oleh tangan - tangan ini,
Cita – cita yang tinggi bahkan menembus mimpi,
Terjatuh berulang kali namun bangkit dan bangkit lagi, untuk sebuah mimpi,
Berjuang dalam hidup ini dengan pemikiran, hati dan logika diri,

Tetapi hidup itu butuh mimpi, mimpi yang akan menunjukan arak kehidupan kita,
Walau prediksi mimpi itu belum tentu tepat, selagi mimpi itu sempurna maka bermimpilah setinggi mungkin.
Tugas kita bukan untuk berhasil, tugas kita hanyalah untuk mencoba,
Karena di dalam mencoba disitu kita menemukan dan belajar membangun membangun sebuah kesempatan untuk berhasil,

Waktu mengubah semua hal kecuali kita,
Kita mungkin menua dengan berjlanannya waktu, tetapi belum tentu membijak,
Kitalah yang harus mengubah diri kita sendiri,
Karena memiliki waktu itu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunankannya sebaik mungkin adalah sebuah kekayaan,

Mimpi besarpun belum tentu tercapai,
Karena yang mempunyai impian belum tentu bertindak,
Semua Mimpi itu akan tetap semu, jika tindakan kita tidak nyata,

Ingatlah !!!
Keberhasilan adalah berada di dalam tindakan bukan di dalam angan2
Jangan pernah sekalipun takut untuk bermimpi, biarkan mimpi itu menuntunmu,
Buka matamu untuk melihat kenindahan,
Buka pikiranmu untuk melihat keajaiban,
Buka hatimu untuk melihat segala kemungkinan,

Entah apapun mimpimu itu,
Yakinlah bahwa kamu sudah berusah untuk meraihnya,
Jadikan perjalanan untuk meraih mimpimu itu sebagai sebuah proses

Proses dimana kamu akan belajarmenjadi sebuah bintang diantara banyaknya bintang,

Minggu, 21 Desember 2014

Ini Tahun 2013

 Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulilah hari ini, jam ini, menit ini dan detik ini pula yang akhirnya menjadi saksi pertemuan luar biasa dalam agenda Sidang Umum Himpunan Mahasiswa Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Alhamdulillah atas segala nikmat yang tak pernah berhenti tercurahkan dari tangan penuh kasih sayangMu. Alhamdulillah Engkau telah memberikan kami siang yang dengan itu kami dapat bekerja mencari ridhoMu dalam amalan-amalan mulia. Alhamdulillah Engkau telah memberikan kami malam yang dengan itu kami dapat beribadaha dengan khusuk dan beristirahat mempersiapkan proses-proses kehidupan pasca kembali beraktifitas esok hari.

Salam cinta penuh do’a yang tak pernah ada tandingnya mari kita haturkan kepada sosok manusia biasa yang menjadi luar biasa karena RahmatNya. Manusia sempurna bernama Muhammad, sosok pemimpin sejati yang tak akan pernah mati sampai bumi ini tak berputar lagi. Beliau adalah sosok ummi yang wajibmenjadi idola, sosok manusia yang menjadi panutan umat manusia. Seonggok daging yang melekat padanya adalah karunia Allah yang menjadikan dunia ini semakin bercahaya.

Hidup Mahasiswa!!!

Entahlah kawan, apa yang bisa kami katakan hari ini, apa yang bisa kami sampaikan. Mungkin ketika tulisan ini dibaca itu berarti waktu kami sudah habis. Tidak terasa begitu cepat waktu berlalu, satahun kepengurusan Himpunan Mahasiswa Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta periode 2013. Ketika waktu ini telah habis itu pertanda bahwa kami harus melaporkan sebuah pertanggungjawaban kami terhadap kepengurusan Hima Elektro 2013.

Tanggun jawab, merupakan sebuah kewajiban yang wajib dimiliki oleh setiap insan yang sedang dititipkan sebuah amanah. Dan amanah kami di Hima Elektro UNY 2013 yang begitu singkat ini yang akan menggambarkan sebuah sejarah kehidupan, apakah keberhasilan yang kami berikan ataukah pembelajaran dalam sebuah kegagalan. Memang yang terpenting bukanlah berhasil atau gagal, namun bagaimana organisasi ini dapat menjadi pembelajaran bagi siapa saja yang berada didalamnya. Pembelajaran yang harapannya dapat menjadi modal untuk kedepan, kedepan meneruskan tonggak perjuangan, melanjutkan amanah-amanah yang masih belum sempurna.

Berwal dari selesainya Sidang Umum Hima Elektro 2012, kami mengawali perjalan ini. Dengan segala kekurangan yang ada, kami mencoba menatap kedepan. Bahwa kami yakin kedepan masih bisa kami perjuangkan untuk Hima ini berjalan kearah yang lebih baik dari kepengurusan sebelumnya. Langkah langkah kecil kami jalankan untuk akhirnya hari ini kami berada pada Sidang Umum Hima Elektro 2013.

Melihat tetesan keringat, jeritan, bahkan tangisan membuat kami yakin bahwa semua ini tidak pantas diakhiri dalam sebuah penyesalan dan rasa ketidakpuasan. Perjuangan-perjuangan yang akhirnya menguras fikiran, tenaga, dan harta ini yang akhirnya membuat semua terasa indah, membuat kami belajar dalam sebuah permasalahan. Kami sadari berjalannya sebuah roda organisasi tidak akan pernah indah ketika tanpa permasalahan didalamnya. Dan karena itulah hima elektro menunjukan sebuah eksistensinya.

Kawa kawan semuanya

Bagaimana kabar hari ini? Dan bagaimana kabar hati? Semoga Allah terus memberikan ketetapan pada hati, untuk menyusuri jalan perjuangan ini. Walaupaun  kadang kalanya fitnahan, hujatan, tohmahan, cacian, makian dan ancaman seringkali mewarnai perjalann panjang ini. Dan raga, jiwa, harta dan air mata kadangkala perkataan lelah dan jenuh menhampiri sebuah jejak perjuangan.

sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka, mereka berperang dijalan Allah. Lalu mereka terbunuh atau membunuh. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar” {QS. At-taubah, 9:112}

Sebuah cerita ini akan kami ingat, cerita yang berbingkai Hima Elektro UNY 2013. Cerita yang kami isi dengan tangisan, sedih, kecewa, jenuh, senang, canda dan tawa yang telah kami lalui bersama. Dan satu hal yang perlu diingat setiap apa yang kita lakukan didunia ini kelak akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Berawal dari pelantikan serentak semua pengurus HME dan ORMAWA se-FT UNY. Kami melanjutkannya dengan rapat Rapat Kerja (Raker) untuk menyusun targetan selama 1 tahun kedepan. Dalam raker tersebut kami juga melaunchingkan struktural HME 2013, dimana ditahun 2013 ini Ketua dibantu oleh seorang Wakil Ketua, 2 orang Sekertaris Lembaga dan 2 orang Bendahara Lembaga. Sedangkan untuk merealisasikan mimpi kami yang tertuang dalam sebuah program kerja, kami  membentuk 4 Departemen dan 1 Badan Usaha yaitu Departemen Kesejahteraan dan Advokasi Mahasiswa (KEVOSMA), Departemen Komunikasi Media dan Informasi (KOMEDI), Departemen Akademik Riset dan Teknologi (AKSOGI), Departemen Minat dan Bakat (MIKA) dan Badan Usaha Milik HME (BUMH). Setiap departemen dipimpin oleh seorang kadept dan BUMH dipimpin oleh seorang Direktur.

Jalannya Kepengurusan Hima Elektro UNY 2013 berawal dari sebuah pelantikan yang kala itu dilakukan serentak bersama seluruh ORMAWA FT UNY dan bertempat dihalam gedung PKM FT UNY, pada awal kepengurusan, jumlah pengurus HME adalah 61 orang. Akan tetapi inilah yang dinamakan sebuah kelompok atau organisasi, tidak semua orang mempunyai pemikiran dan visi yang sama. Hingga pada akhir kepengurusan ini, kami sampaikan dari 61 orang pengurus terdapat 1 orang keluar karena pindah kuliah, 1 orang tidak aktif, dan 5 orang kurang aktif. Kami sadari bahwa banyak atau sedikit jumlah pengurus itu tetap saja akan ada masalah namun dari situlah kami belajar dalam sebuah organisasi bernama Hima Elektro UNY ini.

Lika-liku dalam sebuah organisasi inilah yang akhirnya tidak bisa dipungkiri dan memang sebuah kejadian nyata bahwasanya setiap orang punya tujuan dan kepribadian masing-masing. Rapat besar yang sudah terjadwalkan di awal ketika sampai di tengah kepengurusan tidak lagi berjalan. Rapat departemen yang semula dilakukan setiap 2 minggu sekali pun hanya bertahan di awal saja.

Berbicara masalah Hima Elektro UNY tentu akan mengarah pada program kerja. Dalam satu periode kepengurusan ini, Hima Elektro UNY tercatat mempunyai 49 Program Kerja. Dari 49 program kerja, jumlah terlaksana adalah 46. Program kerja ini kami mulai dengan sebuah upgrading pengurus yang kala itu dilaksanakan di wisma Joyo Kaliurang. Harapannya upgrading ini dapat memumpuk kekompakan antar pengurs HME 2013.

Pasca upgreading kami lanjutkan dengan kerja bakti sebagai wujud kepedulian terhadap lingkugan. Kerja bakti ini diikuti oleh pengurus HME 2013 dan bertempat di sekitaran Juruan Pendidikan Teknik Elektro. Kerja bakti ini diantaraya membersihkan ruang-ruang, merawat tanaman dan menempelkan slogan dalam wujud stiker.

TRANSISTOR (training sistematika organisasi) adalah sebuah program kerja yang ditujukan kepada  pengurus baru Hima Elektro dan beberapa mahasiswa umum Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. Transitor ini bertujuan untuk maningkatkan kapasitas berorganisasi dari para mahasiswa dan lebih mengembangkan softskillnya.

Dalam kepengurusan 2013 kali ini alhamdulillah Hima Elektro dapat menjalankan beberapa program besar diantaranya SNPR (Seminar Nasional Pendidikan Robotika), mengundang Pembicara tingkat nasional yang sudah berpengalaman dalam bidang robotika. Acara yang disiapkan selama 2 bulan ini alhamdulillah berjalan dengan lancar. Dari persertapun juga sudah berdatangan dari jauh. Di antaranya peserta dai UIKA Jawa Barat, UNNES dan UNDIP Semarang Jawa Tengah dan beberapa peserta dari jawa timur.

EIA (Electrical In Action) juga terlaksana dengan baik, walaupun banyak kekurangan disana-sini. Dalam EIA 2013, Hima Elektro mengangkat 4 divisi yaitu ELFUTCO (Electrical Futsal Competition) yang merupakan liga futsal antar kelas dalam lingkup Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. Badminton Competition tingkat mahasiswa se-UNY, Fotography Competition tingkat mahasiswa se-UNY dan Band Competition tingkat mahasiswa untuk umum. EIA 2013 terlaksana selama 2 minggu, dibuka dengan perayaan kembang api sebagai bentuk peringatan Dies Natalis UNY yang ke-28 dan ditutup dengan malam puncak yang berlangsung sangat meriah.

Alhamdulillah tahun ini Hima Elektro UNY berhasil merilis sebuah lomba tingkat Nasional yaitu LKTI ( Lomba Karya Tulis Ilmiah). Lomba ini menjadi kejutan bagi Hima Elektro UNY 2013 karena baru pertama kali membuat lomba Tingkat Nasional. LKTI ini dilaksanakan di GOR UNY dengan peserta adalah siswa SMA/SMK/MA sederajat dari berbagai daerah di Indonesia. Sekalipun Lomba ini masih banyak kekurangan namun kebanggaan patut kita sampaikan karena dari keterbatasan itu yang akhirnya membuat kami percaya bahwa memulai itu jauh lebih berat daripada melanjutkan.

ORGANISASI, berbicara masalah organisasi tentu akan sangat lekat dengan kaderisasi. Dalam bidang kaderisasi Alhamdulillah 2013 adalah tahun yang begitu luar biasa. Dimana IC, OSILASI dan WO kami laksanakan dengan sangat maksimal. Diawali dengan OSPEK jurusan yang kami beri nama Introducing Campus, dilanjutkan dengan OSILASI (Orientasi Laboratorium, Keakraban dan Pembekalan Study) selama 3 bulan penuh. Dalam OSILASI ini kami juga sempat memberikan bekal semi militer kepada mahasiswa baru yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Babarsari, tanpa canggung trainernya langsung diundang dari POLDA DIY. Kemudian acara kaderisasi ini kami tutup dengan Wisuda Osilasi yang bertempat di Bumi Perkemahan Balideso Boro, Kulon Progo DIY. Acra Wisuda ini nyaris diikuti oleh seluruh mahasiswa baru angkatan 2013 dan alhamdulillah mendapat banyak sekali apresiasi. Walapun kami sadari dari perencanaan, pelaksanaan dan kelanjutannya kami banyak sekali kekurangan. Namun sebuah kebanggaan tersendiri ketika acara MAKRAB yang waktu itu sedang disoroti negatif, kami mampu merubahnya menjadi positif.

Pembentukan kepribadian, dalam hal ini Hima Elektro UNY 2013 pun mencoba memperbaiki sisi moralitas dari manusia dengan proses pendekatan dengan sang pencipta sebagai sarana stabilisator keimanan. Kajian Pengurus terlaksana setiap bulan, bertujuan untuk keakraban pengurus serambi mendekatkan diri kepada sang kholik. Dan kajian Jurusan untuk mahasiswa angkatan 2012 bekerjasama dengan tutorial PAI FT UNY.

RELASI dan MEDIA, juga merupakan bagian penting dari sebuah organisasi. Tahun 2013 menjadi tahun istimewa bagi HME. Betapa tidak, FKHMEI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Elektro Indonesia) yang sudah mati suri selama 2 tahun alhamdulillah dapat tegak kembali. Dan yang paling membanggakan adalah HME UNY menjadi salah satu pelopor bangkitnya FKHMEI Wil 9 DIY-Magelang. Cerita itu berawal dari hubungan dunia maya dengan Presidium Nasional FKHMEI, kemudian mengundang beliau untuk menghidupkan FKHMEI di DIY. Pertemuan antara Presidium Nasional terlaksana di sekretariat HME UNY kala itu bersama 2 orang teman dari HMTE UGM, dan HME UTY. Dari pertemuan itu HME UNY, HMTE UGM, dan HME UTY berniat untuk keliling Yogyakarta masuk dari pintu ke pintu menyebarkan undangan untuk bertemu sesama Mahasiswa Elektro se Yogyakarta. Alhamdulillah pertemuan itu terlaksana di gedung pertemuan HMTE UGM. Dan pasca itu FKHMEI Wil 9 kembali aktif. Dan Hima Elektro UNY juga tercatat sebagai peserta RAKERNAS IX FKHMEI di Surabaya. Yang paling membaanggakan adalah mendelegasikan salah satu pengurus untuk menjadi pengurus Pusat FKHMEI.

Selain itu kunjungan ke Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro dilakukan sebagai bentuk silaturahmi dan study banding. Kunjungan ke FESTO dan Mitracom juga terlaksana sebagai salah satu tujuannya adalah membuka wawasan tentang Industri. Hima Elektro UNY juga bergerak untuk mengirimkan Wakil mahasiswa ke berbagai ajang perlombaan, diantaranya Lomba PLC ke PNJ, Line Follower ke Malang, dan masih banyak lagi.

Dalam bidang media, HME 2013 UNY telah aktif dalam dunia maya, diantaranya FB, Twetter dan Website. Serta media cetak diantaranya ZIPMAKRO (Zona Inspirasi Mahasiswa Elektro) dan buletin JENAKA (Jelajah Anak Kampus).

Cerita Hima Elektro UNY 2013 diakhiri oleh penghijauan bertajuk (Electrical Goes Green) dengan tamanisasi di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Alhamdulillah kampus kita terlihat hijau dan sejuk semoga semakin menambah semangat untuk segera keluar dari dunia kampus ini dan meunju ke dunia yang sebenarnya.

tidak semua apa yang kita rencanakan berhasil, bahkan rencana yang baikpun sering berakhir dengan kegagalan, namun bukan hasil yang kita inginkan sungguh proses menuju keberhasilan yang sangat kita butuhkan”

Dalam konteks 49 program kerja yang kami janjikan ketika rapat kerja. Alhamdulillah terlaksanan 46 Progam kerja. Namun ini hanya sebatas kantitas, ketika melihat kualitas tentu masih banyak yang perlu diperbaiki untuk menuju Hima Elektro UNY yang selalu lebih baik. Sehingga demikian Hima Elektro UNY 2013 telah melaksanakan 93,88 % maka secara produktifitas kami nyatakan keterlaksanaan program kerja adalah BERHASIL.

Demikian setitik cerita yang dapat tergambarkan dari berjuta cerita Hima Elektro UNY 2013. Apapun yang kami berikan adalah sebuah ibadah bukan pekerjaan. Sebuah ibadah yang menuntut sebuah keikhlasan tanpa pamrih. Sebuah pengabdian yang jelas setiap manusia mempunyai kekurangan. Tapi apakah kekurangan itu yang akan menghentikan kita? tentu TIDAK, biarkan orang berkata apapun karena yang ia tau hanyalah apa yang ia lihat. Jangan pernah sekalipun menggantungkan harapan kepada sesosok daging bernama manusia, karena suatu saat engkau akan kecewa. Tapi lihatlah tuhanMu, beliau Maha Melihat apa yang tak kau lihat.

Hima ini adalah Hima Kita, adanya kita atau tidak mungkin ia akan tetap ada, namun tidakkah lebih indah ketika kita yang membuat Hima ini tetap ada.

Untuk seluruh pengurus yang akan menlanjutkan perjuangan ini. Ingat pesan salah satu kakak kita “ HME kedepan harus sebagai organisasi yang mandiri, tidak terjebak oleh masa lalunya.  Kader HME tidak boleh larut akan tradisi-tradisiya melainkan melahirkan kreasi baru bagi organisasi” Angga Satrio M.

Menjadi seorang yang membawa perubahan itu tidak mudah, jelas akan menuai banyak kritikan karena hal baru itu tabu. Namun jangan pernah berhenti pada satu step, teruslah bergerak. Hidup itu ke masa depan, bukan ke masa lalu. Jadikan masa lalu sebagai pembelajaran dan masa depan sebagai orientasi.

Dan untuk seluruh Pengurus Hima Elektro UNY 2013 yang sampai hari ini masih tegak berdiri dalam garis perjuangan. Apa lagi yang dapat saya sampaikan? Kecuali terimakasih atas segala keringat, fikiran dan tangisan kalian. Ikhlaskanlah apa yang kita lakukan agar kelak menjadi cahaya yang akan meringankan beban kita di ahkirat. Amiiinn ya Rabb...

Dengan tinta ini kami sampaikan,
Dengan hati kami memohon maaf atas segala kekurangan,
Kata maaf tidak akan pernah bisa merubah masa lalu, namun ia memperindah masa depan.

Ikatan ini bukanlah kontrak antara bos dan karyawan yang akan putus ketika sudah selesai pekerjaannya. Namun ikatan ini adalah silaturahmi, untuk terus BERSATU, Bersama-sama Satu Tujuan.
Hidup Mahasiswa !!!
Undzun maqola wala tandzur manqola, “lihatlah apa yang dibicarakan jangan lihat siapa yang berbicara”
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatu
Yogyakarta, 2 Januari 2014
Atas Nama Mahasiswa JPTE FT UNY
Ketua Umum Hima Elektro FT UNY 2013



Bani Asrofudin

Rabu, 19 November 2014

Wajar Jika Aku Menangis karenaNya

15.33 WIB. Hati sudah mulai gundah, langit mulai gelap karena sang surya tertutup pekatnya mendung dipertengahan bulan november. Hampir setiap hari turun hujan, itulah mengapa hatiku kian berdetak. Tak lama berjalan menuju kamar belakang, membasuh kulit dengan usapan-usapan wudhu yang diajarkan Bapak sejak kecil. Kemudian, sedikit berlari kecil menuju sebuah miniatur surau diujung rumah sebelah barat. Kudirikan sholat ashar dengan harapan segera bisa mengemas barang karena sudah ditunggu forum di tempat merantau. Rasanya berat, entah kenapa.

Faktanya siang hari ketika kami sedang bertiga duduk, Bapak Ibu dan Anak kedua mereka. Pembahasan mengarah pada masa depan, dimana orang tua sedikit mengeluh karena mahalnya biaya hidup di Yogyakarta. 11 Semseter ditambah 7 semseter mereka menyuplay materi dan do’a. Tak ubahnya sebuah cita-cita mulia agar anak-anak yang semakin tumbuh dewasa ini menjadi apa yang di doakan. Namun, rentang waktu sampai hari itu tak seperti biasanya. Pendapatan tak lagi stabil, wajah mereka semakin tua ditambah menahan rasa sakit karena terlalu sering memaksa kerja. Akhirnya arahan itupun merujuk pada do’a dan harapan agar 11 dan 7 semester itu segera diakhiri. Ujarnya “segera lulus nak, setelah lulus mau kerja bagus, mau nikah ya monggo, kalau mau sekolah lagi ibu bantu do’a saja”.

15.55 WIB. Do’a yang cukup panjang sengaja kupanjatkan sebelum hari ini kembali jauh dari mereka. Do’a terindah adalah ketika mengucapkan “allahumaghfirli waliwalydaia warkhamhuma kama robbayani shogiro”. Seperti menjadi dejavu do’a itu setiap dirumah, berulang dan terus berulang. Mungkin aku merindukan kasih sayang mereka, aah itu pasti. Seperti apapun aku di tempat perantauan aku hanyalah seorang anak ingusan, selalu menahan tangis saat ibu mengatakan “hati-hati ya mas....”.

Lanjutnya berkemas, berganti baju dengan potongan yang sempat tertinggal 3 hari setelah idul fitri. Hari dimana aku meninggalkan baju dan celana dirumah. Tidak terasa 3 hari setelah idul fitri itu menjadi hari terakhir menginjakkan kaki dirumah sebelum hari ini. Lama, bukan hanya aku yang berkata. Bapak, Ibuk, Simbah, Adek, bahkan teman-teman dikampus berkata “lama tak pulang”. Yaa sudahlah, yang terpenting sekarang adalah aku harus menyempatkan waktu untuk melihat keadaan mereka, di sela-sela amanah terakhir ini (semoga).

16.10 WIB. Kemasan sudah rapi. Tibalah waktu paling ku benci sepanjang sejarah merantau. Kulangkahkan kaki bertemu satu persatu, kebiasaanku adalah urut dari yang paling tua, simbah kemudian Bapak dan yang terakhir Ibu. Alasanya bukan karena ibu yang paling muda, tapi waktu pamitan dengan Ibu adalah saat paling emosional dalam hidup. Entah kenapa wajah kami seakan menjadi lemas saat itu. Tibalah diruang utama, saat sebelum aku menghampirinya Beliau sudah lebih dulu mendekat dan berkata, “ayoo mas, Ibu yang antar kamu sampai stasiun. Tapi kamu yang depan ya?”.

Akhirnya niatan untuk pamitan sengaja ditunda, berharap ada waktu semenit dua menit sebelum aku masuk ke antrian kereta. Kami keluar bersama dan melihat Bapak sedang istirahat duduk di depan rumah, mungkin Beliau lelah, dan pasti menahan sakit, Walaupun tidak pernah mau bercerita apa sakitnya. Kemudian Ibu ke arah motor dan aku melihat ke langit atas. Betapa pekatnya langit pinggir kota Purworejo sore itu. Rasa gemetar mulai muncul saat Bapak berkata, “mantolnya dipake bu, Bani saja yang di depan!!!” nadanya keras, tapi memang begitulah kebiasaannya. Didikan santai namun tegas yang selalu mendampingi tiga putranya.

Ah, butiran air mulai berjatuhan dan kulihat kearah utara sudah sangat gelap dibawah, pertanda hujan deras sudah berjatuhan. Ibu sempat berkata, “kalau balik besok saja gimana mas? Ini mau hujan. Besok pagi-pagi Ibu antar ke stasiun”. Sebenarnya aku tidak berani menjawab, namun aku hanya tersenyum dan berkata, “sampun di tunggu rencang kathah bu (sudah di tunggu banyak teman Bu”. Akhirnya motor tetap kujalankan, 1KM dari tempat kami berangkat, hujan turun seperti reruntuhan air es yang menggumpal. Cukup terasa sakit dikulit. Malangnya kami hanya menggunakan 1 mantel. Ibuku berkata, “pelan-pelan mas”.

16.30WIB, sempat kulihat jam tangan dan berfikir tepat 1 jam lagi jadwal kereta Prameks berangkat dari stasiun Jenar. Namun hujan semakin mengiringi perjalanan pelan itu, Di tengah-tengah perjalanan ibu berkata, “aduh mas, ibu basah”. Tiba-tiba petir sangat keras menyambar seperti diatas kepala dan seketika itu ibu memegang tubuhkan dengan kencang. Aku tau, dia adalah seorang wanita tua yang mulai renta. Wajar kalau merasa takut dengan sambaran petir sekeras itu. Perlahan aku merasakan kakinya basah, kucoba dengan satu tanganku memegang tangannya berharap hatinya tenang menerobos hujan angin dengan backsound petir. Seingatku jarak pandang sangat-sangat terbatas. Entah kenapa, saat itu aku berhenti bernyayi. Kebiasaanku saat naik motor adalah bernyanyi atau mengahafal al qur’an dibalik kaca helm yang tertutup.

Seketika petir besar menyambar sekeras-kerasnya, memori dalam ruang otak langsung berputar tak terarah. Aku berfikir, dibelakangku adalah seorang wanita tua yang rela berjuang membanting tulang untuk anak-anaknya hidup. Lantas apa saja yang sudah aku lakukan ketika dia tidak ada dihadapanku? Sudahkah sama dengan pengorbanannya? Apalagi hari ini aku menyaksikan sendiri betapa tangannya gemetar dan bajunya basah karena hujan. Terlebih aku adalah lelaki dewasa. Secara tubuh kekebalanku jauh diatasnya. Tapi kenapa mantel ini begitu rapat menutupiku, bukan malah menutupi dia yang semakin kedinginan.

Saat itupula aku merasakan, dia adalah ibuku. Ibu yang selama ini mungkin aku lupa akan perannya. Dia adalah orang yang paling menangis saat aku terluka. Dia adalah orang yang paling tidak bisa makan saat mendengar anaknya kehabisan uang di tempat jauh. Bahkan dia adalah orang yang rela mendo’akan lebih banyak untuk anaknya daripada do’a untuk dirinya sendiri.

Hari ini lagi-lagi dia berkorban, melawan rasa takutnya atas petir yang menyambar. Menahan dingin atas air yang semakin membasahi bajunya. Tak kuat rasanya aku menahan saat paling emosional ini, seketika aku meneteskan air mata sambil memegang semakin kuat tangnya.

Aku sadar, mungkin dia juga ingin jadi orang terakhir yang melihatku masuk pintu antrian kereta. Namun sungguh pengorbanan ini membuat air mata terpaksa menetes ditengah hujan. Segera kubuka kaca helm, satu tujuannya adalah

“biarkan aku mengangis di tengah hujan agar dia tak tahu bahwa aku sedang menangis karenanya”

Ditengah jalan hujan semakin keras berjatuhan, jalanan mulai banjir. Bahkan aku hanya menjalankan motor tak lebih dari 40KM/Jam. Satu yang aku fikirkan, saat aku sudah naik ke kereta nanti bagaimanakah dia akan pulang? Tetap menerobos hujan yang keras berjatuhan? Menahan bisingnya petir menyambar? Yang pasti, aku merasa Dia akan sangat ketakutan menjalankan motor 25KM sampai rumah ditengah cuaca seperti ini.

Semakin berfikir semakin air mata deras menetes. Hanya Allah yang tahu betapa hati ini sangat mencintai Ibu. Karena cinta itulah air mata kuijinkan keluar dan bercucuran, walaupun tak ingin kuberi tahu kepadanya.

17.03 WIB. Kami sampai di stasiun Jenar. Tempat kami akan berpisah, kemudian dia turun terlebih dahulu dan dengan jelas kulihat seluruh pakaian yang dikenakannya basah. Aku ingin menangis lagi saat dia berkata

“ini mas jaketmu, agak basah sedikit gak papa ya? Maafkan ibu”

Menyodorkan jaket hitam kesukaanku yang dari awal tadi kutitipkan untuk hanya dibawa bukan dipakai. masyaAllah, maaf untuk apa Bu, jaket itu begitu kering namun sekujur tubuhmu basah dan menggigil.

Seketika aku memegang bajunya dan berkata. “bu, jangan pulang dulu masih hujan. Bajumu basah semua!” dia berkata, “ gak papa mas, kayak gini saja, tinggal di tutup mantel”, aku tak kuasa menahan rasa haru, namun kali ini kami sedang berhadapan tak bisa aku menangis di depannya.

Kubuka tasku dan mengambil baju lengan panjang serta celana hitam bekas kupakai semalam, aku tau dia pasti akan menolak. Atas ijin Allah aku berkata, “bu, bajuku ini kotor. Minta tolong ibu ganti baju ini dan minta tolong sekalian di cucikan di Rumah nanti ya?”. Entah kenapa, mungkin dia juga kaget dengan sikapku seperti ini, dengan ekspresi datarnya dia berkata “iyaa sini mas tak cuciin saja, tapi ibu tetap seperti ini saja”. Maafkan aku ya Rabb, hamba hanya merasa sangat berdosa kala itu, kemudian berkata, “ya sudah kalau ibu gak mau ganti aku juga tidak akan berangkat”.

Kemudian dia mengambil pakaian yang dari tadi sudah di sodorkan. Bertanya, “toiletnya dimana mas?” entah kenapa rasa terharu ini sangat menyenangkan. Kemudian saat dia kembali, aku merasakan betapa bahagianya Ibukku itu. Kemudia dia berpamitan, akupun mencium tangannya sambil berkata, “hati-hati bu, disana masih hujan”.

17. 20 WIB. Aku masuk ke antrian tiket kereta, kemudian berjalan ke tempat antrian dan duduk sambil melihat betapa langit semakin cerah. Seperti Allah sedang mengambulkan do’aku untuk menjaganya sampai Rumah.

Terimakasih Buk, entah dengan cara apa Anakmu membalas pengorbananmu. Yang saat ini bisa kulakukan masih hanya dengan belajar, berkarya dan berdo’a agar Engkau selalu tersenyum saat mendengar namaku berhasil. Namun satu hal yang ingin kuharapkan Engkau tetap sehat dan bisa mendo’akan anakmu kembali.


Minggu, 16 November 2014

Dialah orang terbaik diantara yang baik

Dialah orang Terbaik diantara barisan orang-orang baik. Sungguh menakjubkan ketika lagi-lagi harus berbicara tentang sebuah pemimpin. Sifat dasar dari seorang manusia, Allah berikan sifat ini gratis dan merata bagi setiap hambanya. 

“setiap manusia adalah seoarang pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri”.

Merinding dan ingin menangis melihat dan menyaksikkan betapa pemimpin itu bukan sebuah permainan. Seorang Bapak adalah Pemimpin bagi anak dan istrinya didalam keluarga, seorang presiden adalah pemimpin diantara rakyat dan negaranya. Bahkan setiap manusia adalah pemimpin untuk dirinya. Seorang Pemimpin kelak akan mempertanggungjawabkan apa yang dia pimpin. Ibarat kata langit dan bumi itulah gambaran hasil seorang pemimpin kelak. Ketika dia berhasil menjadi pemimpin yang amanah maka dia akan terbang kelangit dimana tingginya takkan ada orang yang mampu menyampainya kecuali atas izin Allah. Sebaliknya saat seorang pemimpin berkhianat dia hanya akan terdampar dibumi, bejalan, berputar, dan menunggu waktu sampai dia akan hancur lebur.

Sebuah pelajaran menarik dari perjalanan menakjubkan pemimpin terbaik yang pernah Rosulullah Muhammad SAW sampaikan. Beliau adalah sultan Muhammad Al Fatih (Sultan Mehmed II) seorang pemuda berusia kepala 2 dan menjadi pemimpin dalam puncak kejayaannya. Prosesi pemilihan beliau menjadi pemimpin adalah proses paling menakjubkan sepanjang sejarah. Beliau adalah pemimpin yang terpilih karena beliau orang terbaik diantara pasukan terbaik yang pernah ada di dunia.

Pasukan Sultan Al Fatih adalah pasukan yang tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu tanpa sekalipun absen dari berjamaah sejak baligh. Sebagai prajurit-prajurit muslim mereka adalah pasukan yang sangat tangguh dan gagah di medan pertempuran. Namum,  mereka adalah hamba yang begitu lemah dan tunduk dibawah tuhannya. 

Pemilihan dimulai dengan seluruh pasukan diminta untuk berdiri. Salah satu kiyadah bertanya kepada seluruh pasukan, “siapa diantara kalian yang dari baligh sampai saat ini belum pernah meninggalkan sholat 5 waktu secara jam’ah”  saat itu seluruh pasukan tetap berdiri, hingga sang kiyadah menanyakan tentang beberapa pertanyaan seperti sholat rawatib, puasa sunah, dan lain sebagainya.

Satu demi satu pasukan terduduk karena terseleksi akibat kurangnya amalan yang ia lakukan, hingga saat pertanyaan terakhir dilontarkan, “siapa diantara kalian yang dari baligh sampai saat ini belum pernah meninggalkan sholat malam?” Sungguh menakjubkan, saat itu hanya ada satu orang yang tetap berdiri, dan dialah Sultan Muhammad Al Fatih.

Bukan sebuah kebetulan ketika proses pemilihan beliau adalah proses paling menakjubkan dalam sejarah manusia. Muhammad Al Fatih adalah putra dari sultan Murrad II. Sang ayah benar-benar telah mempersiapkan putranya untuk menjadi sebaik-baik pemimpin. Dari lahir hingga dewasa, Sultan Al Fatih dijaga oleh ulama-ulama yang ahli dibidangnya masing-masing. Selalu mendampingi pemuda ini hingga terbentuklah karakter tangguh lagi mulia.

Pada akhirnya sebaik-baik kepemimpinan adalah kepemimpinan Muhammad Al Fatih yang berhasil menaklukan konstantinopel setelah beratus-ratus tahun gagal ditaklukkan. Tentu saja, sebuah jama’ah yang baik bukan hanya karen faktor pemimpinnya yang baik. Namun, jundi-jundi terbaikpun akan menjadikan jama’ah semakin baik. Penaklukan ini berhasil karena strategi dan kekuatan terbaik yang pernah ada sampai saat ini.

Sultan Muhammad Al Fatih adalah role model seorang pemimpin sejati. Menjadi seorang pemimpin bukan hanya seberapa engkau mampu meberikan pengaruh, seberapa kuat engkau di medan perang, atau bahkan seberapa hebat enkau didepan rakyatnyamu. Namun, pemimpin adalah seorang yang benar-benar teruji bahwasanya dia yang paling baik diantara yang baik.

“Tidaklah Allah SWT menciptakan sekelompok orang kecuali ada salah satu diantaranya menjadi imam diantara mereka.”

Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang pemimpin sejati. Syarat pertama adalah modal utama menjadi seorang pemimpin. Syarat itu adalah integritas. Integritas adalah jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Integritas merupakan modal bagi para pemimpin-pemimpin muda, kalau saja setiap pemimpin muda tidak mempunyai integritas akan dibawa kemana rakyat yang dia bawa. Integritas mengajarakan seorang pemimpin untuk bertanggungjawab atas fikirian yang pernah dia lontarkan sebagai ide. Integritas juga mengajarkan orang untuk bertanggungjawab atas sebuah kata yang pernah keluar dari mulutnya. Integritas adalah ketika apa yang dia fikirkan, apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan semuanya sama.

Kedua, syarat menjadi sorang pemimpin adalah cinta. Cinta adalah ungkapan rasa kasih dan sayang atas sesuatu yang dia berikan rasa. Seorang pemimpin harus mempunyai rasa cinta dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin. Segala pekerjaan akan terasa sangat indah saat kita mengerjakannya penuh dengan kecintaan. Mengutip dari salah satu pemimpin muda di Indonesia:

Bisa saja
Engkau mencintai seseorang
tanpa memimpinnya,
 tapi Engkau tak akan pernah bisa
memimpin seseorang
tanpa mencintainya”
(Ridwansyah Yusuf Achmad)

Syarat ketiga adalah syarat terakhir. Syarat ini merupakan syarat mutlak sebagai seorang pemimpin. Islam mengajarkan umatnya untuk mengenal Al Asma’ul Husna ke 4 yaitu Al Malik yang berarti Raja diatas Raja. Permaknaan nama Allah ini menjelaskan bahwa tidak ada pemimpin tertinggi selain Allah aza wajalla. Lihatlah seonggok daging kecil yang mencoba menanatang menjadi seorang pemimpin. Bahwasanya manusia adalah makluk yang sangat terbatas. Bisa apakah seonggok daging tanpa bantuan dari Allah SWT. Seorang pemimpin terbaik adalah pemimpin yang paling dekat dengan Allah SWT (tuhannya). Tegaknya seorang pemimipin adalah tundukkan dia dihadapan Tuhannya. 


Pemimpin adalah ketika dia mampu mentransformasikan lawan menjadi kawan. Pemimpin adalah ketika dia mampu merubah ancaman menjadi peluang. Namun, yang terpenting pemimpin adalah umat terbaik diantara kaumnya. 

Sampai hari ini saya masih akan percaya bahwa hanya akan ada 3 pemimpin terbaik yang akan lahir di dunia ini.

1. Baginda Rosulullah SAW.
2. Sultan Muhammad Al Fatih
3. Imam Mahdi

semoga bermanfaat.

at the corner room, @baniasroff 

Sabtu, 15 November 2014

Petuah Hati

Bismilahirrahmanirrahim..
Dengan menyebut Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dialah Allah Tuhan seru sekalian alam.

Dalam kesunyian seorang manusia dalam kesendirian, terkadang dia butuh sesuatu sebagai media penyalur energi. Baik energi positif yang diambil ataupun energi negatif mulai melepaskan molekulnya.

Musik, adalah salah satu media yang dapat memberikan stimulus kepada pendengarnya baik secara langsung maupun pasca dia mendengarkan. Ada sebuah lagu dimana sampai saat ini masih saja begitu nyaman untuk di dengarkan, mungkin karena bait puisi didalamnya yang begitu indah. Atau bisa jadi karena sebuah melody-melody yang tersusun rapi dan penuh makna.

Jamus Kalimasada - Petuah Hati

Sandarkan lelah hari,
Hilangkan duka kala,
Kau terluka, pedih hati,
Tak selamanya indah,
Kini mungkin hadirnya,
saat duka saat lara,
Yang sudah berlalu biarkanlah sudah,
Tak perlu sesali jangan kau tangisi
Jika asa dan bahagia tak kau rasa,
Dengarkanlah dan rasakanlah,
Kicau burung berdendang,
Nyanyian alam riuh bersautan betapa merdunya,
Coba lihat dan renungkan langit dan istananya
Hamparan samudra betapa indahnya,
Percayalah kau dalam lindungan cinta maha segala maha,
Tak selamanya indah,
Kini mungkin hadirnya,
Saat duka, saat lara,
Yang sudah berlalu biarkanlah sudah,
Tak perlu sesali jangan kau tangisi,
Jika asa dan bahagiua tak kau rasa,
Dengarkanlah dan rasakanlah.
Kicau burung berdendang,
Nyanyian alam riuh bersautan betapa merdunya,
Coba lihat dan renungkan langit dan istananya,
Hamparan samudra betapa indahnya
Percayalah kau dalam lindungan cinta Maha segala maha

Secara langsung dapat didengarkan disini

Jumat, 31 Oktober 2014

Cerita Jilbab dari Inggris dan Indonesia

Ada sebuah cerita tentang wartawan salah satu media Indonesia di inggris. Dia sedang dapat job untuk mencari berita tentang hidayah seorang muslim. Kemudian dia berjalan ke kota Landon. 

Di tengah kota dia melihat seorang wanita berjilbab besar dan bercadar, kemudian dia berfikir "ah, dia pasti sudah muslimah banget, yg lain saja". Kemudian dia kembali berjalan bertemu seorang wanita berjilbab sederhana dia berjalan agak tergesa-gesa, hanya sehelai kain yg di balut dikepalanya. Wajahnya menunjukkan dia orang inggris asli. Kemudian dimulailah wawancara itu,

W : Mb, apakah anda seorang muslimah? S : Iya anda betul, saya seorang muslimah. baru 1 jam yg lalu sy masuk islam. W : Sprtinya anda tergesa2?
S : Iya, sy hendak mencari jilbab yg lebih besar lagi untuk menutup aurat saya. W : Owh, kalau boleh tau kenapa anda menjadi mualaf?
S : Wah mb, islam itu indah. Dia memberikan jalan hidup yg sangat terang, melindungi dan menjaga. Seperti jilbab ini yangg menjaga saya.
W : Betul juga, namun apa anda tidak ragu dengan islam? Bukankah di inggris tidak bnyak yang beragama islam?
S : Tentu tidak, saya bangga karena islam mungkin sedikit di inggris tapi islam begitu besar dan kuat diseluruh dunia.
W : saya juga bangga. Negara saya itu pemeluk islam terbesar di dunia. S : Owh, Kamu muslimah juga kah? Saya kira bukan.
W : Iya mb, saya muslimah dari Indonesia. Memangnya kenapa? S : Sy kira kmu bukan orang islam. Kalau kamu seorang muslimah kenapa tidak berjilbab?
W : Owh, kalau di negara saya (indonesia) banyak muslimah yang tidak berjilbab mb, jilbab kan budaya di arab krna disana sangat panas jadi wanita disana memakai jilbab salah satunya biyar adem.
S : Iya kah? (muka heran) W : Iya, lagi pula hati saya belum siap untk berjilbab mb. Yg penting kan hati dan kelakuannya dulu yg di jilbabi
S : Hmm.. (bingung) W : Kenapa mb? S : Sy berfikir mungkin ada Muhammad lain yg mngajarkan islam di negaramu, Sampai ada hukum lain sprti itu.
Akhir cerita wartawan tadi malu dan terdiam Ibrah, terkadang alasan-alasan untuk kita tidak menjalankan syariat itu adalah pembenaran yang tidak berdasar.

at my room, 31 Oktober 2014 @BaniAsroff

Katanya saya tak suka Jokowi. Keliru.

Just Share, bagus ini..

Ada yang menganggap saya tak suka Jokowi. Keliru.

Yang saya tidak suka adalah dampak ia jadi presiden. Ibaratnya, sepasang orangtua menyukai anaknya yang baik dan penurut, tapi mereka tidak suka bila anaknya itu bergaul dengan anak-anak yang kasar dan suka ngejailin. Mereka tak suka dampaknya.

Dampak umum dari keterpilihan Jokowi adalah Indonesia semakin permisif; semakin longgar akan nilai-nilai dan norma-norma.  Apa yang dulu dianggap tabu dan cela sekerang tidak lagi. Mungkin masih ada reaksi masyarakat, tapi lama-lama, apa boleh buat, yang tabu dan cela itu diterima sebagai hal biasa. Itulah nilai strategis suatu kekuasaan.

Amanah, yang selama ini jadi prinsip kepemimpinan, mulai luntur. Ingkar-ingkar sedikit tak apa lah. Bo'ong bo'ong sepotong dua potong, tak masalah, yang lebih diutamakan adalah keluguan dan kemerakyatan.

Keluguan seakan menjadi kriteria utama seorang pemimpin, mengungguli ketegasan dan kewibawaan. Ketertiban berbahasa, tata cara berkomunikasi, sampai ke cara berpakaian dan kebakuan protokoler, menjadi tidak penting.

Cerminan pertama dari dampak kelunturan nilai-nilai dan norma itu terlihat pada Kabinet Kerja. Ada menteri diwawancara sambil merokok. Badannya bertato. Tak apa, yang penting bisa bekerja.

Orangtua yang menasihati anaknya agar tak merokok dan bertato, karena hal itu tidak baik, akan kesulitan. Sebab nanti anaknya akan bilang: "Kalau tidak baik, masak bisa jadi menteri."

Sekarang sejumlah orang mulai mengkritisi Jokowi soal susunan kabinetnya. Kritisi kepada Jokowi salah alamat, karena kita semua tau Jokowi bukan tipe pengambil keputusan, yang menentukan dan memberi kata putus tentang nama-nama yang masuk dalam kabinet adalah sang bunda, meski Jokowi bilang: “Penyusunan kabinet ini SAYA lakukan dengan hati-hati dan cermat.”

Dan ini dampak khas dari keterpilihan Jokowi. Pemimpin tidak lagi dituntut menjadi pembuat keputusan, melainkan penerima keputusan. Jadi, di masa-masa datang, pemimpin tak perlu mandiri dan punya kedaulatan diri, tak perlu amanah, tak perlu jujur-jujur amat, tak perlu mempertimbangkan norma dan etika masyarakat.

Nah, kalau itu semua tidak perlu bagi pemimpin, pasti tambah tidak perlu bagi warga masyarakat. Lantas apa gunanya pendidikan? Kementrian Agama? Dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Sekarang mungkin masih ada yang risih melihat menteri mengepulkan asap rokok dan bertato. Tapi harap maklum ini karena baru, nanti juga terbiasa. Nanti juga ‘legowo’. Dan bukan tidak mungkin suatu saat kita akan menerima menteri perempuan mengenakan rok mini atau celana senam ke kantor. Atau menteri laki-laki, dengan lengan baju digulung sampai siku tapi berbaju dalam kaos lengan panjang, kayak pemain band alay. Eh, ke-alay-an juga nanti jadi norma umum juga.

Seseorang membuat status: “Pagi-pagi di meja kerja ditaruhin foto presiden baruuu gede bangettt... Jahaaaatt hiks.” Colek Aychie Qie Shaa.
Temannya berkomentar: “Legowo. Legowo..”

Tanpa dibilang "legowo, legowo" pun si penulis status akan terbiasa, dan tidak lagi berreaksi seperti itu. Dia tidak sendirian, guru-guru sekolah yang mendukung Prabowo mengaku merasa ‘gimanaaa’ gitu, harus memasang foto pasangan presiden-wapres di ruang kelas mereka. Tapi itu minggu pertama saja, setelah itu akan terbiasa. Dan itulah nilai strategis kekuasaan.

Nilai-nilai sedang berubah. Bagi sebagian orang ini menjadi sumber keprihatinan. Dan yang mempercepat perubahan ini adalah ‘pemimpin’. Semakin sering Ahok mengucapkan kata ‘bajingan’ di depan umum, semakin kata itu terdengar tidak kasar. Bahkan mungkin sebentar lagi jadi santun.

Tampilan protokoler presiden dan menterinya pun berubah: lengan baju digulung, bagian bawah kemeja terjulur. Tidak pentinglah ini. Yang penting: Kerja. Kerja. Kerja.

Tapi manusia bekerja untuk meningkatkan taraf hidup. Dan taraf hidup itu bukan hanya penghasilan, tapi juga budi pekerti. Seluruh ummat manusia menginginkan tingkat peradaban yang tinggi, halus dan indah. Untuk itulah mereka bekerja.

Namun, meskipun kekuasaan begitu efektifnya mengacak-acak dan mengacaukan nilai-nilai, masyarakat yang mandiri dan berkarakter bisa menangkalnya dengan berpegang teguh pada nilia-nilai yang mereka anut, pada keyakinan, pada ketinggian derajat manusia. Saya ingin jadi anggota masyarakat yang berkarakter. Berkarakter Indonesia.


Kafil Yamin

Kamis, 23 Oktober 2014

Media adalah Pedang yang tajam

Assalamu'alaikum wr wb,, selamat pagi, awali dengan bersyukur atas cinta yang Allah tanamkan di dalam hati. Menyambut hangatnya pagi ini, alangkah baik kita mulai dengan hal yang tidak biasa. Memuali hal yang sama denga cara yang berbeda.

lets move on, beberapa waktu yang lalu. tepatnya saat perhelatan pertarungan presiden berlangsung. dampak terbesar untuk saya adalah vacum. Kenapa vacum, saat itu saya melihat dan merasa semua menjadi tidak sehat. Penyakit masal melanda seluruh bangsa hanya karena satu virus. Virus itu bernama media, dia tenang tapi menghanyutka, dia keras tapi memberatkan, dia besar tapi menghancurkan.

Saat itu, saat semua mata tertuju pada rangkaian berita yang serba simpang siur. perpecahan semakin menjadi, betapa orang mudah bermain2. Kekecewaan sya memuncak, tidak semua apa yg mereka sampaikan itu benar. dan lebih parah lagi sya melihat pemberitaan sudah terfilter rapi. Arah berita itu tergantung siapa yang meberitakan. atau ekstreamnya, siapa yang menyebar berita, dialah sumber yang benar.

tidakkah kalian tahu, barang siapa mendapatkan infomasi kemudian ia serta merta menelannya, bahkan ia menyebarkannya maka ia telah mengikuti perbuatan syetan dan ia pun telah mengikuti sunah-sunah orang munafik.

QS: An Nisa Ayat 83, "Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan maupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya"

bahkan Rosulullah bersabda, "Sudahlah cukup orang itu dikatakan berdusta, jika ia menceritakan apa yang dia dengar"

yahudi menangkap sebuah peluang besar untuk menguasai manusia yaitu dengan mengatur input dari manusia untuk menentukan output. Mereka menjadikan media sebagai pedang paling tajam, untuk mengatur segala strategi peperangan. Bukankah kau akan mendengar dan melihat. Karena itu saya merasa sangat kecewa dengan media dan siapapun yg terlibat didalamnya. Jangankan yg bersekala besar. Melihat dalam ruang lingkup kecil saja miris, mereka saling menghujat lewat media, saling menyerang lewat media.

Tidak jarang sebuah kesalah fahaman terjadi hanya karena salah persepsi ataupun pemahaman dalam menterjemahkan tulisan. Itu alasan kenapa saya vacum, namun hari ini saya menegaskan bahwa pilihan itu tidak selamanya benar. saat ini sya sadar. Bukankah ketika kau ingin hasil yg berbeda maka kau harus melakukan dengan cara yg berbeda?

selama ini, persepektif media adalah orang yg berpengaruh dan orang yg dipengaruhi. Dampaknya adalah semakin banyak yang terpengaruh. Karenanya hri ini saya tersadar. kenapa tidak kita gunakan media sebagai pedang dalam berdakwah, bukankah dia pedang yang bisa diasah dan kita dapati pedang yang tajam.

saat berita buruk itu bisa dimasukkan, logikanya adalah beritu baik pun punya peluang yang sama. Tinggal mau atau tidak, siap atau tidak. Saat kekritisan harus dibungkam, maka saat itulah sebuah sistem itu terjadi masalah. Kuncinya. gunakan pedang ini dengan benar. Bukan asal menebas apapun yang ada didepan, namun disimpan saat berjalan, dan dihunus saat perang.

at study room 21 Oktober 2014, @baniasroff

Minggu, 19 Oktober 2014

Bukan Salah Keadaan

Saat kau mulai merasa mungkin kau tak akan sadar apa yang sudah kau katakan sebelumnya, namun aku mendengar lewat sayu suara semu yang bergema. Sebuah fakta dari fenomena, mungkin dia terlalu cepat berputar sampai kita tak sadar dia sedang berputar. Tapi, marilah kita jaga pola fikir kita, semua sudah ada ketentuan masing-masing. Bukan sama rata, namun proporsional.

Mana mungkin tanganmu mampu melangkah, saat kau tau tanganmu hanya bisa memegang.

Mana mungkin telingamu mampu melihat, saat kau tau telingamu hanya mampu mendengar.

Mana mungkin mulutmu mampu melihat, saat kau tahu mulutmu hanya mampu berucap.

Pernahkah kau kecewa saat otakmu tak bisa merasa, padahal kau tau dengan jelas hanya hatimu yang merasa paling sempurna.

Kemudian apa yang pantas kita perdebatkan,bukankah Allah telah menciptakan segala sesuatu untukmu agar kamu dapat bersyukur. Allah adil menciptakan kaki untuk melangkah, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat.

Kenapa kita berdebat untuk itu kawan, tidakkah kita mampu bersyukur. Biarlah yang merah itu tetap memerah, biarkan yang kuning itu tetap menguning dan yang biru itu tetap membiru.

Liahtlah pelangi, dia indah karena warnanya menyatu bukan melebur. Mereka komitmen dengan tugas mereka masing-masing, memberikan keindahan lewat komposisi yang tepat.

Sudahlah, mari bersama bersyukur. Bukankah Allah telah menjadikan semua ini dengan penuh pertimbangan. Bukan untuk saling meberikan amanah, tapi jelas untuk saling meringankan beban.

at my work, @baniasroff


Sabtu, 18 Oktober 2014

Pemimpin Masa Depan

Assalamu'alaikum wr wb... 
semangat siang, segenggam saripati tanah yang mengembang. Apa yang bisa kita lakukan?

Mau tidak mau, suka tidak suka kita adalah tanah dan akan kembali ke tanah pula. Itulah manusia. Diantara lahir dan mati kita mengenal kehidupan.

karena ditengah 0 dan 1 kita mengenal fuzzy (samar). fuzzy adalah samar, samar adalah ketidaktentuan, itulah kehidupan.

Mati itu jelas, Lahir pun jelas. namun kehidupan itu tidak tentu. Namun, itulah proses. Kehidupan adalah proses dari lahir menuju mati. dari 0 menjadi 1.

ada proses apa diantara keduanya? tentu ada fase naik dan fase turun. manusia itu istimewa, istimewa dengan hati dan otaknya.

proses = fluktuatif. fluktuatif itu bukan kepastian namun sesuatu yang tidak dapat terdefinisikan. kadang dia naik, kadang dia turun.

saat ini, ada sebuah proses yang katanya proses paling menentukan dalam perjalanan hidup seorang manusia "MUDA".

"adolenscene is the most susceptible to eror, but it is time that determine everything" tertulis dalam ID akun ini.

mengartikan bahwa masa muda adalah masa yang paling mudah terjadi kesalahan, namun masa ini yang akan menentukan segalanya.

Islam mengajarkan, sebaik-baik manusia adalah pemuda yang taat terhadap agamanya.
next, lebih khusus saat ini adalah masa dimana saya berada ditataran PEMUDA dalam cluster MAHASISWA.

ada apa dengan MAHASISWA? dengan sebanyak definisi dan tuntutannya, mari kita coba melihat dari satu sudut pandang bersama.

Peran Mahasiswa, Sosial Kontrol. right? ini adalah sebuah peran menjadi tumpuan atas garda besar terbentuknya bangsa.

kita lihat dari kacamata aktifis, atau mahasiswa yang senang dengan kehidupan organisasi.

setahun yang lalu, ada sebuah organisasi yang harusnya lebih berperan besar dalam kontrol sosial justru berbalik.

dengan dalih,"kita harus menuruti keinginan peserta" dan keinginan peserta itu menoleh pada budaya hura-hura dan hedonisme khas budaya barat.

cerita yang terkuak tujuan dari pelayanan ini adalah ketika sebuah nama besar, keramaian bahkan profit yang dicapai.

akhirnya kumpulan keberanian itu dikeluarkan, mewujudkan harapan "rakyat" yang ingin di hibur. iya, hiburan kelas atas.

keberanian itu bagus, berani membuka jaringan.berani menantang tantangan dan target yang tidak main-main. operasional mencapai ratusan juta.

Namun, Allah belum mengizinkan. segala keringat yang telah dicurahkan bukan menghasilkan kejayaan, keramaian pengunjung, atau bahkan profit

Tak disangka air keringat berubah menjadi air mata. ketika idealisme tidak sejalan dengan realita.

sekian puluh juta bahkan lebih harus di gantungkan seperti bukan berupa Uang. tidak jarang yang menjerit tidak jarang yang teriak.

bahkan sampai 1 tahun berselang dampak itu masih saja terasa. inilah pilihan dalam sebuah organisasi, kearah mana ia akan melayani.

ada 2 pilihan sebenarnya, menantang arus atau mengikuti arus. terkadang memang perlu memanjakan, namun jangan sampaik kita manja dan terbuai.

lagi-lagi. 1 minggu yang lalu, kejadian taun lalu berulang, ketika segerombolan mahasiswa memilih untuk mentarget keramaian dan profit.

salah satu ikon pemuda di undang dnegan "ganti ongkos" lebih setengah ratus juta. bayangkan, uang sebanyak itu, hanya untuk memenuhi hasrat.

diakhir cerita, tidak lah jauh berbeda dengan cerita di awal. seratus juta lebih harus mereka gantungkan untuk menutup sang dewa.

sang dewa "penghibur" yang bahkan tidak berkenan datang menghibur. saya yakin ada jutaan titik air mata mengalir diantara mahasiswa disana.

padahal jutaan pasang mata di Indonesia masih berlinang Air Mata, menunggu sentuhan kasih dari pemerintah yang entah kapan membaik ini.

lalu, integritas mahasiswa lagi-lagi dipertanyakan. siapakah yang akan kau sambung lidahnya? rakyat yang menjerit, atau nafsu yang menjerit.

lihatlah freeport yang awalnya adalah pegunungan tinggi menjulang, kemudian dibalik menjadi gunung yang menjulang kebawah.

apa kabar sidoarjo, yang seakan terbuangkam dengan ribuan masalah. padahal ribuan orang disana tidak jelas mau kemana.

apa kabar century, sebuah misteri ilahi yang seakan berbeda dunia, dunia orang besar dan dunia orang kecil.

sekian permasalahan bangsa, jelas-jelas ada didepan mata tanpa harus dicari. namun, mengapa justru hura-hura dan hedonisme yang dicari.

iya inilah fakta organisasi, mahasiswa seakan bukan menjadi penyambung suara rakyat lagi, namun penyambung hidup dalam kemeriahan zaman.

hanya segelintir orang yang peka, mereka bersuara namun dicaci. Ada yang bilang, "ngapain mikir negara, pikirin itu IPK!"

segelintir yang selalu mendapat lirikan sinis dari begitu banyak mahasiswa. terkadang segelintir ini menjadi hilang dan semakin sunyi.

beberapa hari kedepan adalah hari pelantikan PRESIDEN Republik Indonesia terpilih. faktanya, cukup mencengangkan.

bahkan media harian Jogja dalam headline nya menyampaikan "Kamana kamu, wahay MAHASISWA?". Sakit rasanya, ini momentum.

momentum itu tidak dapat dibeli dengan uang sekian puluh bahkan ratus juta.
dan saat tulisan ini ditulis, saya sempat mengajak aksi beberapa orang "petinggi organisasi" di kampus ini. namun, hanya 2 saja yang respon.

2 dari hampir 35 nomor yang saya SMS. apakah aksi itu salah kawan? apakah menyampaikan aspirasi itu salah kawan? coba tanya pada dirimu.

berapa kali kau protes saat kau diberi nilai yang tidak adil dari gurumu, atau saat kau dibagi makannan tak adil oleh ibumu.

dan sekarang, 5 tahun kedepan 1000 lebih pulau akan dipimpin, 300 juta lebih masyarakat akan digiring.

apakah kita selaku pelaku peran sosial kontrol hanya bisa diam? bahkan masa menjadi mahasiswa saja hanya 4 tahun.

Islam menyampaikan, "kewajiban rakyat adalah menegur pemimpin yang melakukan kedzaliman dan mendukung pemimpin yang benar"

dan negara tidak bisa kita katakan sudah meraih kejayaan atau bahkan merdeka secara sepenuhnya.

lalu, apa yang mereka katakan? salah satu sahabat yang sama2 menduduki kursi organisasi namun beda ranah kerja.

dalam media sosial dia mengatakan, "buat apa aksi ke jalan, kayak gak ada cara lain saja?" . Pak, cara apa yang anda maksud,

sadar kah anda, sedang berda dimana anda sekarang? bukankah organisasi mahasiswa yang sedang anda duduki.

lain orang lain pula carita, ada juga yang selalu menyampaikan "maaf", sebuah bahasa halus untuk menutupi kemalasan.

kau berkata kau sibuk, kau berkata kau kuliah, kau berkata ada acara ini itu. kau berkata ada agenda disana sini. lantas, saya menjawab.

seenaknya saja kau berkata "maaf mas saya sibuk" seakan kau berfikir organisasi ini hanya berisi pengangguran saja.

inilah pilihan, seperti halnya fuzzy yang tidak jelas. tingal kita mau memilih di atas atau dibawah, menjauhi 0 atau mendekati 1.

tidak ada yang patut kita isi dalam fese fuzzy ini selain memanfaatkan diri untuk sesama. lantas dalih-dalih apa lagi yang akan keluar?

saya pun belajar, melawan arus menantang kenyamanan palsu. untuk melewati ombak yang ada didepan. itulah MALAS, APATIS, HEDONISME dan HURA2

bersykurlah masih diberikan hati yang dengan itu kita mampu merasa. selamat siang, salam cinta untuk tuhan, karena tuhan menciptakan manusia.


khairunnas anfauhum linnas, Wassalamu'alaikum wr wb,