Minggu, 19 Oktober 2014

Bukan Salah Keadaan

Saat kau mulai merasa mungkin kau tak akan sadar apa yang sudah kau katakan sebelumnya, namun aku mendengar lewat sayu suara semu yang bergema. Sebuah fakta dari fenomena, mungkin dia terlalu cepat berputar sampai kita tak sadar dia sedang berputar. Tapi, marilah kita jaga pola fikir kita, semua sudah ada ketentuan masing-masing. Bukan sama rata, namun proporsional.

Mana mungkin tanganmu mampu melangkah, saat kau tau tanganmu hanya bisa memegang.

Mana mungkin telingamu mampu melihat, saat kau tau telingamu hanya mampu mendengar.

Mana mungkin mulutmu mampu melihat, saat kau tahu mulutmu hanya mampu berucap.

Pernahkah kau kecewa saat otakmu tak bisa merasa, padahal kau tau dengan jelas hanya hatimu yang merasa paling sempurna.

Kemudian apa yang pantas kita perdebatkan,bukankah Allah telah menciptakan segala sesuatu untukmu agar kamu dapat bersyukur. Allah adil menciptakan kaki untuk melangkah, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat.

Kenapa kita berdebat untuk itu kawan, tidakkah kita mampu bersyukur. Biarlah yang merah itu tetap memerah, biarkan yang kuning itu tetap menguning dan yang biru itu tetap membiru.

Liahtlah pelangi, dia indah karena warnanya menyatu bukan melebur. Mereka komitmen dengan tugas mereka masing-masing, memberikan keindahan lewat komposisi yang tepat.

Sudahlah, mari bersama bersyukur. Bukankah Allah telah menjadikan semua ini dengan penuh pertimbangan. Bukan untuk saling meberikan amanah, tapi jelas untuk saling meringankan beban.

at my work, @baniasroff


Tidak ada komentar:

Posting Komentar