Assalamu'alaikum wr wb...
semangat siang, segenggam saripati tanah
yang mengembang. Apa yang bisa kita lakukan?
Mau tidak mau, suka tidak suka kita adalah tanah dan akan
kembali ke tanah pula. Itulah manusia. Diantara lahir dan mati kita mengenal kehidupan.
karena ditengah 0 dan 1 kita mengenal fuzzy (samar). fuzzy adalah samar, samar adalah ketidaktentuan, itulah kehidupan.
Mati itu jelas, Lahir pun jelas. namun
kehidupan itu tidak tentu. Namun, itulah proses. Kehidupan adalah proses dari lahir
menuju mati. dari 0 menjadi 1.
ada proses apa diantara keduanya? tentu ada fase naik dan
fase turun. manusia itu istimewa, istimewa dengan hati dan otaknya.
proses = fluktuatif. fluktuatif itu bukan kepastian namun sesuatu
yang tidak dapat terdefinisikan. kadang dia naik, kadang dia turun.
saat ini, ada sebuah proses yang katanya proses paling
menentukan dalam perjalanan hidup seorang manusia "MUDA".
"adolenscene
is the most susceptible to eror, but it is time that determine everything"
tertulis dalam ID akun ini.
mengartikan
bahwa masa muda adalah masa yang paling mudah terjadi kesalahan, namun masa ini
yang akan menentukan segalanya.
Islam
mengajarkan, sebaik-baik manusia adalah pemuda yang taat terhadap agamanya.
next,
lebih khusus saat ini adalah masa dimana saya berada ditataran PEMUDA dalam
cluster MAHASISWA.
ada apa
dengan MAHASISWA? dengan sebanyak definisi dan tuntutannya, mari kita coba
melihat dari satu sudut pandang bersama.
Peran
Mahasiswa, Sosial Kontrol. right? ini adalah sebuah peran menjadi tumpuan atas
garda besar terbentuknya bangsa.
kita
lihat dari kacamata aktifis, atau mahasiswa yang senang dengan kehidupan
organisasi.
setahun
yang lalu, ada sebuah organisasi yang harusnya lebih berperan besar dalam
kontrol sosial justru berbalik.
dengan
dalih,"kita harus menuruti keinginan peserta" dan keinginan peserta
itu menoleh pada budaya hura-hura dan hedonisme khas budaya barat.
cerita
yang terkuak tujuan dari pelayanan ini adalah ketika sebuah nama besar,
keramaian bahkan profit yang dicapai.
akhirnya
kumpulan keberanian itu dikeluarkan, mewujudkan harapan "rakyat" yang
ingin di hibur. iya, hiburan kelas atas.
keberanian
itu bagus, berani membuka jaringan.berani menantang tantangan dan target yang
tidak main-main. operasional mencapai ratusan juta.
Namun,
Allah belum mengizinkan. segala keringat yang telah dicurahkan bukan
menghasilkan kejayaan, keramaian pengunjung, atau bahkan profit
Tak
disangka air keringat berubah menjadi air mata. ketika idealisme tidak sejalan
dengan realita.
sekian
puluh juta bahkan lebih harus di gantungkan seperti bukan berupa Uang. tidak
jarang yang menjerit tidak jarang yang teriak.
bahkan sampai
1 tahun berselang dampak itu masih saja terasa. inilah pilihan dalam sebuah
organisasi, kearah mana ia akan melayani.
ada 2
pilihan sebenarnya, menantang arus atau mengikuti arus. terkadang memang perlu
memanjakan, namun jangan sampaik kita manja dan terbuai.
lagi-lagi.
1 minggu yang lalu, kejadian taun lalu berulang, ketika segerombolan mahasiswa
memilih untuk mentarget keramaian dan profit.
salah
satu ikon pemuda di undang dnegan "ganti ongkos" lebih setengah ratus
juta. bayangkan, uang sebanyak itu, hanya untuk memenuhi hasrat.
diakhir
cerita, tidak lah jauh berbeda dengan cerita di awal. seratus juta lebih harus
mereka gantungkan untuk menutup sang dewa.
sang
dewa "penghibur" yang bahkan tidak berkenan datang menghibur. saya
yakin ada jutaan titik air mata mengalir diantara mahasiswa disana.
padahal
jutaan pasang mata di Indonesia masih berlinang Air Mata, menunggu sentuhan
kasih dari pemerintah yang entah kapan membaik ini.
lalu,
integritas mahasiswa lagi-lagi dipertanyakan. siapakah yang akan kau sambung
lidahnya? rakyat yang menjerit, atau nafsu yang menjerit.
lihatlah
freeport yang awalnya adalah pegunungan tinggi menjulang, kemudian dibalik
menjadi gunung yang menjulang kebawah.
apa
kabar sidoarjo, yang seakan terbuangkam dengan ribuan masalah. padahal ribuan
orang disana tidak jelas mau kemana.
apa
kabar century, sebuah misteri ilahi yang seakan berbeda dunia, dunia orang
besar dan dunia orang kecil.
sekian
permasalahan bangsa, jelas-jelas ada didepan mata tanpa harus dicari. namun,
mengapa justru hura-hura dan hedonisme yang dicari.
iya
inilah fakta organisasi, mahasiswa seakan bukan menjadi penyambung suara rakyat
lagi, namun penyambung hidup dalam kemeriahan zaman.
hanya segelintir orang yang peka, mereka bersuara namun
dicaci. Ada yang bilang, "ngapain mikir negara, pikirin itu IPK!"
segelintir
yang selalu mendapat lirikan sinis dari begitu banyak mahasiswa. terkadang
segelintir ini menjadi hilang dan semakin sunyi.
beberapa
hari kedepan adalah hari pelantikan PRESIDEN Republik Indonesia terpilih.
faktanya, cukup mencengangkan.
bahkan
media harian Jogja dalam headline nya menyampaikan "Kamana kamu, wahay
MAHASISWA?". Sakit rasanya, ini momentum.
momentum
itu tidak dapat dibeli dengan uang sekian puluh bahkan ratus juta.
dan saat
tulisan ini ditulis, saya sempat mengajak aksi beberapa orang "petinggi
organisasi" di kampus ini. namun, hanya 2 saja yang respon.
2 dari hampir 35 nomor yang saya SMS. apakah aksi itu salah
kawan? apakah menyampaikan aspirasi itu salah kawan? coba tanya pada dirimu.
berapa
kali kau protes saat kau diberi nilai yang tidak adil dari gurumu, atau saat
kau dibagi makannan tak adil oleh ibumu.
dan
sekarang, 5 tahun kedepan 1000 lebih pulau akan dipimpin, 300 juta lebih
masyarakat akan digiring.
apakah
kita selaku pelaku peran sosial kontrol hanya bisa diam? bahkan masa menjadi
mahasiswa saja hanya 4 tahun.
Islam
menyampaikan, "kewajiban rakyat adalah menegur pemimpin yang melakukan
kedzaliman dan mendukung pemimpin yang benar"
dan
negara tidak bisa kita katakan sudah meraih kejayaan atau bahkan merdeka secara
sepenuhnya.
lalu,
apa yang mereka katakan? salah satu sahabat yang sama2 menduduki kursi
organisasi namun beda ranah kerja.
dalam
media sosial dia mengatakan, "buat apa aksi ke jalan, kayak gak ada cara
lain saja?" . Pak, cara apa yang anda maksud,
sadar
kah anda, sedang berda dimana anda sekarang? bukankah organisasi mahasiswa yang
sedang anda duduki.
lain
orang lain pula carita, ada juga yang selalu menyampaikan "maaf",
sebuah bahasa halus untuk menutupi kemalasan.
kau
berkata kau sibuk, kau berkata kau kuliah, kau berkata ada acara ini itu. kau
berkata ada agenda disana sini. lantas, saya menjawab.
seenaknya
saja kau berkata "maaf mas saya sibuk" seakan kau berfikir organisasi
ini hanya berisi pengangguran saja.
inilah
pilihan, seperti halnya fuzzy yang tidak jelas. tingal kita mau memilih di atas
atau dibawah, menjauhi 0 atau mendekati 1.
tidak
ada yang patut kita isi dalam fese fuzzy ini selain memanfaatkan diri untuk
sesama. lantas dalih-dalih apa lagi yang akan keluar?
saya pun belajar, melawan arus menantang kenyamanan palsu.
untuk melewati ombak yang ada didepan. itulah MALAS, APATIS, HEDONISME dan HURA2
bersykurlah
masih diberikan hati yang dengan itu kita mampu merasa. selamat siang, salam
cinta untuk tuhan, karena tuhan menciptakan manusia.
khairunnas anfauhum linnas, Wassalamu'alaikum wr wb,
bagus sekali gagasannya mas bani :)
BalasHapusterimakasih mas hari...
Hapus