Rabu, 04 Juni 2014

Peserta Terakhir

Setiap yang muda pasti akan menjadi tua, setiap yang hidup pasti akan mati. Dan itulah sunatullah, suka tidak suka, mau tidak mau Allah sudah mengzamkan semua itu dalam rencanaNya.

Terkadang kita perlu menempatakn logika keimanan diatas logika berfikir. Akan datang suatu masa dimana matahari yang panas itupun akan tenggelam kepermukaan dan menghilang. Dan langit akan berubah gelap menjadi malam. Namun, lagi lagi suka tidak suka, mau tidak mau itulah Allah dzat yang maha berkehendak. Akan datang saat diamana bulan datang dan menerangi gelapnya malam.

Tentang sebuah perjalanan perjuangan panjang, baru saja aku merasakan makna dalam sebuah agenda. Terasa begitu istimewa dengan segala kekurangan yang ada. Namun sungguh, 3 kali sudah aku dalam suasana itu. Mengelora penuh semangat dalam bingkaian ukhuwah. Klimaksnya dengan berat hati akupun harus berkata, “peserta terakhir”.

Sebelum berangkat sudah mengazamkan diri, “bismillah, aku berangkat untuk kembali dengan kondisi yang berbeda”. Sungguh bukan karena apa-apa, namun karena ini peserta terakhir. Dan ketika malam itu datang, seperti biasa seleksifitas niat kembali dilakukan. SubhnAllah, ini adalah kali pertama aku tidak mendapatkan hukuman. Sungguh bukan karena apa-apa namun karena ini peserta terkahir. Seperti tahun-tahun sebelumnya pasti dihiasi dengan suapan materi sebagai bekal. Dan Alhamdulillah this is first time sekakan semua materi itu benar-benar bisa kucerna. Sungguh bukan karena apa-apa, namun karena ini peserta terkahir.

Disela sela perjalanan  setengah redup akhir agenda itu, ada seorang adik yang bertanya. “mas kenapa tadi lama banget pelukan sama mas *****? Sampai nangis lagi”. SubhnAllah...aku hanya bisa menjawab, “sabarlah dek, suatu saat kau akan merasakan apa yang mas rasakan”. Jawaban lirih sambil mengusap sisa-sisa air yang baru saja mengalir deras. Sama seperti 1 tahun lalu ditempat yang berbeda. Sangat kurasakan betapa amanah besar ini begitu berat. Entah mengapa, hati langsung tertegun dan menunduk seketika membuka kran mata air yang kemudian dengan deras mengalir.

Amanah tentang menyeru, mencegah atas yang munkar dan mengajak atas kebenaran. Amanah yang akan memintamu meberikan cinta. Cinta yang akan meminta semuanya darimu. Amanah yang akan membuat jalan panjang untukmu. Sebuah jalan yang terjal dan panjang. Amanah yang akan memberikanmu sebuah tujuan yang jauh, sampai hanya setitik cahaya yang kau lihat.

“Namun dengan cinta perjalanan ini akan terasa ringan karena tujuan itu semakin dekat”

Mengenang memori-memori selama ini ternyata aku berada dalam sebuah lingkaran tata surya. Diamana ada cahaya yang saling menguatkan untuk membentuk sebuah lingkaran indah ketika semuanya terlihat. Bukan hanya satu, dua, tiga ataupun empat. Namun semuanya terlihat dari tempat dimana saja ia bisa terlihat.


At the corner room, 4 juni 2014 @baniasroff

2 komentar: