Jujur saya bingung dan takut dengan yang terjadi saat ini, 9 April 2014 adalah perhelatan politik tahunan di Negara dengan penduduk islam terbesar didunia. Islam mengajarkan bahwa memilih pemimpin adalah dengan cara musyawarah, pun begitu kepemimpinan adalah sebuah amanah. Amanah adalah tanggungjawab pada diri sendiri dan orang lain Amanah itu diberikan kepada seseorang bukan diminta. Bahkan dalam Buku Risalah Pergerakan karya Imam Hasan Al Banna seorang pemimpin itu adalah beliau yang memang sudah disiapkan sejak dini untuk dijadikan seorang pemimpin kelak dimasa depannya. Bukan dengan cara pemilihan, karena dengan cara pemilihan atau pemilu tentu semua orang akan mendapat peluang yang sama.
Namun, lihatlah Indonesia entah sejak tahun berapa negara dengan penduduk mayoritas beragama islam ini memilih untuk menjadi negara demokrasi yang sebenarnya itu adalah ajaran kaum barat. Realitanya saat ini, 3 hari sebelum PEMILU legislatif tahun 2014 justru semakin gencar pertarungan antar simpatisan partai politik, masyarakat biasa maupun mayarakat anti politik. Mereka saling menaikan dan menurunkan elektabilitas dari masing-masing orang yang menurut saya itu adalah orang pilihan dan pastinya terbaik.
Saya yakin dan saya percaya metode pemilihan seorang pemimpin dengan demokrasi itu bukanlah metode yang paling baik. Karena tujuan seorang pemimpin adalah ia yang akan mampu menyatukan setiap rakyatnya dalam menggapai tujuan bersama. Namun, justru dari pemilihan inilah banyak orang kecewa karena yang mereka dukung tidak diterima sebagai pemimpin. Akhirnya timbulah oposisi, mosi tidak percaya dan lain sebagainya yang akhirnya membuat terpecah belah sebuah kelompok.
PEMILU 2014. Sebelum saya menulis ini saya sangat bersedih dan hampir menangis serta putus asa dengan Negara ini. Perang yang sangat keterlaluan hanya demi sebuah kekuasaan, satu demi satu mereka mengkrtik, membenarkan argument satu sama lain. Dan yang paling menyakitkan adalah saling menhujat satu sama lain, menampilkan seluruh aib dan segala keburukan. Hingga terkadang sempat terfikir, "jadi ini mana yang benar, mana yang salah?". Sudah jelas bahwa mengumbar aib seorang manusia sama dengan memakan dagingnya? masyaAllah. Entah apa yang mereka fikirkan, saya tahu Negara ini sudah rusak. Kemudian pertanyaanya siapa yang ada di negara ini? KITA bukan? KITA yang tercatat sebagai Warga Negara Indonesia. Lantas ketika negara ini hancur siapa yang menghancurkan kalau bukan kita?
Ok, Indeks Partai Korupsi? jadi sengketa, itu salah orang yang korupsi kah? atau salah partai kah? Kalian yang hanya bisa berkomentar. JUJUR, Saya pun juga ingin pemerintah ini bersih, presiden sebaik-baik presiden. Tapi cobalah kalian fikir, adakah manusia yang sekalipun tidak pernah berbuat salah dan dosa? Ingat, setiap manusia pasti pernah khilaf. Termasuk anda, hanya bedanya mengakui atau tidak? Anda berKTP orang islam tapi tidak pernah sholat. Anda berKTP orang kristen tapi jarang ke gereja. Anda orang hindu tapi tidak pernah ke candi.
Saya ingin menangis karena saya sendiri, karena kalian dan karena mereka? Apakah harus yang baik dan yang buruk itu begitu sudah ditemukan kebenarannya? Entah ini akhir zaman atau bukan, namun diakhir zaman itu akan ada fitnah dajjal yang begitu keji. Fitnah yang akhirnya setiap manusia bingung dengan mana yang baik dan mana yang buruk.
wallahu'alam bishawaf, jujur saya ingin sekali Allah mencabut nyawa saya sebelum amanah ini datang. Amanah yang jelas akan dipertanggungjawabkan didunia dan diakhirat.
2044
BalasHapusamiinn...
BalasHapus