Bismillah...
ini tentang sebah kebijakan dan keberanian melakukan sebuah perubahan. Dimulai dari hal yang kecil namun kelak akan menjadi besar.
pertama, Alhamdulillah setelah sebuah amanah itu datang. Menjadi seorang Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa memang sudah menjadi salah satu target dalam hidup di kampus Tarbiyah ini. Walau sampai saat tulisan ini dibuat, aku masih belum memutuskan akankan ini menjadi karir organisasiku yang terakhir atau tidak. Namun, di awal sudah kutancapkan dalam hati bahwa di BEM ini aku harus membuat sebuah sejarah. Alhamdulillah, sejarah pertama tercetak kala itu Open Recrutment Scuad BEM FT UNY 2014 dengan target 70orang akhirnya kami mendapat suplay 68 pengurus. Jumlah pengurus ini menjadi catatan sejarah pengurus BEM FT UNY terbanyak. Tentu dengan banyak pertimbangan ketika dengan berani membawa banyak masa dalam sebuah tempat. Tak apalah, setiap keputusan yang di ambil pasti sudah dipertimbangkan baik dan buruknya.
Kedua, cerita tentang pemenuhan atas janji yang pernah terucap ketika dalam sebuah forum bernama "Debat Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FT UNY 2014". Kala itu, aku dan partner kerja rodiku dengan lantang menyakinkan audience untuk 2014 BEM akan menggunakan sistem KM (Keluarga Mahasiswa). Tentu bukan hal yang mudah, apalagi dengan masyarakat FT yang cenderung sangat teknis. Mereka akan sangat mendebatkan berbagai masalah-masalah teknis tentang sistem ini. Namun disinlah asiknya sebuah perubahan, 2 tahun yang lalu pasca Republik Mahasiswa UNY dibekukan Organisasi di FT menggunakan sebuah sistem X (baca Gak Jelas). Perubahan itu perlu, tentunya mengarah kepada sebuah hal yang lebih baik. Jelas pro dan kontra itu pasti muncul di tengah "prematur"nya sistem KM yang ternyata masih sangat banyak para aktifis yang cenderung acuh dengan sistem organisasi.
Ketiga, 28 Februari 2014. Tepat acara berlangsung di gedung KPLT FT UNY, dimana saat itu kabinet SMILE for Indonesia BEM FT UNY menjadi EO (Event Organizer) dalam acara Pelepasan Wisuda bulan maret ini. Flash back ke awal, saat rapat kerja dulu aku pernah menyampaikan ketika jam 24.00 WIB (mungkin lebih). "kenapa tidak kita coba merubah thema saat pemwish, kita coba hadirkan konsep yogyakarta di acara itu. agar para mahasiswa merasa sedih untuk meninggalkan kampusnya yang berada di Yogyakarta in". Wal hasil, dengan perubahan yang sebenranya sedikit ini mendapat banyak pujian. Konsep Yogyakarta dimunculkan baik dari suasana pelayanan sampai dengan hiburan. Sekali lagi, inilah perubahan mungkin akan banyak pro dan kontra namun perubahan itu perlu.
Keempat, gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Menjadi saksi sebuah perdebatan tentang kebijakan yang kami buat bersama. Kala itu Forkom Pimpinan Keluarga Mahasiswa FT UNY, sebenarnya hanya mencari sebuah kebaikan bersama. Masih ternigat jelas ketika pembahasan sampai pada menjaga kebersihan bersama, entah mengapa mulut ini langsung terucap, "gimana kalau masuk PKM alas kaki dilepas?". Di awal tentu langsung bersautan pro dan kontra, wajar hingga samapai saat sebelum peraturan itu di tegakkan mencapai 190 komentar di jejaring sosial. Namun, akhirnya usulan itupun disetujui dan terlaksana. Tertanggal 1 maret 2014 sebuah perubahan besar lagi-lagi dalam sejarah. Bersama 12 orang-orang hebat lainnya aku mencoba untuk melakukan sebuah pembaharuan.
Hidup ini akan sangat hambar ketika yang kita lihat hnayalah satu warna, maka dari itulah diciptakan sebuah perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Perubahan itu terjadi dalam setiap insan manusia, bahkan setiap detikpun manusia mengalami sebuah perubahan. Bulshit kalau orang mengatakan jangan pernah berubah, karena sesungguhnya perubahan adalah tanda SEBUAH KEHIDUPAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar