Air,
Tetaplah engkau menjadi air..
Air yang selalu kukuh..
Dengan sebuah kata bernama "air"..
Bukan air yang memanas saat bersama api..
Bukan air yang membeku saat bersama tanah..
Bukan air yang menghilang saat tak berada di dalam air..
=baniasroff=
Sejak aku tau air, air itu selalu mempunyai ciri yang berbeda. ia jelas, ia terang, ia selalu bermakna. Mungkin air adalah sebuah pembelajaran yang sangat besar. Mungkin air adalah sebuah pemaknaan yang tidak akan berhenti memberi makna.
Tertulis untuk seseorang, atas sebuah pertanyaan dalam mengamalkan ilmu. Entah siapa yang lebih pintar atau siapa yang lebih tau. Namun, dari air lah tulisan ini terkuak. Dari air lah pembelajaran ini datang.
Berbicara tentang air teringat akan sebuah ilmu yang tidak sekedar ilmu. Bagaimana air dan ketetapannya, air yang akan selalu berwujud air dimanapun ia berada.
Ketika sang air berada di gelas maka ia akan menjadi gelas, namun itulah air, ia akan selalu berwujud air sampai kapanpun. Ia tidak akan berubah menjadi apa yang ada di sekelilingnya.
Ketika sang air di urai, ia akan berwujud air dan tetap bernama air meskipun sedikit ataupun banyak jumlahnya. Partikel-partikel air akan selalu bersama partikel yang lain. Sang air tidak akan pernah bergabung dengan partikel lain sekalipun ia berada dalam wadah yang bukan partikel air.
Korelasi air dan wadah adalah aktifis dan sebuah tempat bernama siyasi, kata siyasi adalah kata yang begitu expert terlihat. Di siyasi kita harus berpolitik, di siyasi kita harus berdakwah, di siyasi kita harus belajar, di siyasi kita harus bekeluarga dan di siyasi kita harus bersyariat.
Berperan penting didalamnya pantasnya belajar menjadi air. Tetap syar'i meski bergaul, tetap jaga hijab meski merapat, tetap bersahaja meski tertawa. Bukan hanya menjadi da'i ketika bersama da'i, bukan hanya menjadi syar'i ketika besama jama'ah. Tidak tergerus oleh budaya, tetapi merubah budaya dengan amal dan ilmu. Bukan karena alasan menarik perhatian untuk mengorbankan syariat.
Apakah hanya untuk bercerita harus mengorbankan tilawah-tilawah kita?
Apakah hanya unutk bercanda harus mengorbankan dzikir-dzikir kita?
Apakah hanya untuk keakraban harus mengorbankan syariat-syariat kita?
wallahualam bishawaf.. air tetap lah air, bukan udara, bukan tanah dan bukan api.
"berdakwahlah sesuai bahasa kaummu, namun janganlah kau menjadi seperti mereka. orang yang menyerupai suatu kaum maka dia adalah bagian dari kaum itu"
Jaga niat, jaga hati, jaga hijab, jaga amal, jaga Allah SWT. Setan tidak akan pernah berhenti menggoda manusia bahkan dengan cara selembut hati terlembut.
Yogyakarta, 26 Maret 2014