Jumat, 27 Mei 2016

Berbekalah dengan sebaik-baik bekal


          Selamat datang bulan yang penuh berkah,
          Selamat datang bulan yang penuh ampunan,
          Selamat datang bulan yang Allah janjikan kebebasan dari api neraka,
          Marhaban yaa Ramadhan…

          Berbekallah dengan sebaik-baik bekal, karena tamu itu akan segera datang. Mempersiapkan diri karena mungkin hari-hari yang terlewati telah menyisakan sebersit kenangan tak terlupa. Ada salah, ada khilaf dan ada dosa yang mengikuti perjalanan kita selama 11 bulan ini. Agar tak ada sesal, tak ada dendam, tak ada penyesalan. Mari kia bersama-sama mensucikan hati, diri dan jiwa kita untuk menyambut bulan Ramadhan 1437 H.
          Alhamdulillah, Syukur adalah ekspesi yang paling pantas diungkapkan untuk menyatakan kebahagiaan, kita masih diberikan izin oleh Allah SWT, lewat nafas yang masih berhembus dan iman yang semoga masih tetap teguh untuk kembali menunaikan salah satu rukun islam yang mulia. Karena tanpa ijin Allah, kemustahilan adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia yang fana ini untuk yakin akan mendapatkan kesempatan berjumpa dengan bulan terbaik dianatara 12 bulan yang ada.
          Apakah pantas kita sebagai hamba yang lemah dan penuh dosa ini tidak berbahagia, dengan kedatangan 1 bulan yang dijadikan penawar dari 11 bulan yang lain. Bulan yang Allah turunkan Al-qur’an di salah satu malamnya. Bulan yang Allah lipat gandakan setiap kebaikan disana. Bulan yang Allah tutup seluruh pintu neraka. Bulan yang Allah perintahkan malaikat untuk mendoakan bagi siapa saja yang khusyu’ dalam ibadahnya. Bahkan, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan pun Allah titipkan disalah satu harinya.
“jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan di tutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan”
( HR Bukhari dan Muslim)
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
(HR Ibnu Huzaimah)
          Seperti halnya tamu istimewa yang akan datang ke rumah, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memberikan sajian ataupun persiapan dalam menyambutnya. Agar ketika tamu istimewa itu datang tidak ada kekecewaan sepeninggalnya. Begitu pula denga kedatangan Bulan Suci Ramadhan, sebagai manusia yang beriman sudah sewajarnya kita mengaagungkan bulan penuh barakah ini. Hingga bekal terbaik sudah sepantasnya kita siapkan untuk menyambutnya.
          Di dalam salah satu pesan Nabi Muhammad SAW, termasuk celaka orang-orang yang setelah berlalu bulan Ramadhan sedangkan mereka tidak mendapatkan Rahmat, ampunan dari segala dosa dan janji Allah untuk dijauhkan dari api neraka.  Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
          Kemulian bulan Ramdahan adalah bulan yang Allah hadiahkan Rahmat pada 10 hari pertama, ampunan dari segala macam dosa di sepuluh hari kedua, dan dijauhkan dari api neraka bagi siapa saja di sepuluh hari terakhir. Allah pun janjikan kemuliaan pada setiap hambaNya, ganjaran 70 kali lipat dari setiap ibadah dibulan Ramadhan, atau bahkan lebih dari pada itu. Maka sudah sepantasnya kita mempesiapakan diri, baik secara rukhiyah, jasadiyah, material maupun financial. Agar kesempatan yang belum tentu kita dapat bertemu lagi tahun depan ini berakhir dengan kesia-siaan.
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.”
(HR. Ibnu Huzaimah)
Inilah bulan ketika kita diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafas menjadi tasbih, tidur tak ubahnya ibadah, amal-amal akan diterima dan doa-doa akan diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabb kaita dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbing kiata untuk istiqomah melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Ada 4 hal yang tidak dapat ditarik kembali, perkataan yang telah terucap, waktu yang telah berlalu, ruh yang telah keluar dari jasad, dan kesempatan yang telah terlewatkan. Oleh karena itu selama waktu masih diberikan, selama ruh masih menempel dijasad, selama masih ada kesempatan, kita perbaiki akhlak kita untuk dibulan yang suci ini. Agar tidak ada penyelesaian sepeninggalnya dan hanya tinggal kemenangan yang akan kita dapatkan.


1 komentar: