Mentafsirkan makna kata ini, Rosulullah SAW pun pernah menyampaikan:
"Tidaklah suatu kaum tersesat setelah tadinya mereka berada di atas petunjuk kecuali karena mereka adalah kaum yang senang melakukan perdebatan." HR Abu Umamah.
Begitu menarik membahas makna debat, Sebagai seorang mahasiswa, terlebih menyandang gelar aktivis organisasi kiranya debat begitu familiar menyelimuti tata bahasa disana. Sulit mencari sumber pasti sejak kapan debat menjadi lazim digunakan bahkan menjadi kata biasa tak berdampak besar. Padahal secara islam melalui Rosulullah memberikan perumpamaan bahwa perdebatan akan bermuara kepada kesesatan.
Analisis sederhana,
Secara harfiah debat adalah pemabahasan dan pertukaran pendapat atas suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapatnya (KBBI). Pun secara maknawiya debat merupakan dialog yang saling mempertahankan pendapat hingga muncul pendapat terkuat yang bisa diterima.
Logikanya memang menyatakan bahwa debat akan melahirkan proses diskusi yang menegangkan, Karena bisa jadi alasan pendapat seorang itu benar adalah dengan menyalahkan orang lain. Barangkali inilah alasan islam memberikan hukum bahwa debat adalah dilarang. Tentunya larangan akan muncul bukan tanpa alasan. Alasannya saat dikorelasikan dengan proses debat justru akan muncul sebuah argument yang terkadang menjatuhkan, membuat perspektif buruk atau mengungkap aib lawan debat.
=================================
2 Hari dejavu, dejavu? ini adalah proses sebuah forum persidangan di salah satu fakultas, keadaannya kami sebagai peserta adalah orang-orang terpilih yang mewakili organisasi ataupun mantan organisasi untuk membahas rencana kehidupan organisasi satu periode kedepan. Forum yang selalu berulang setiap tahun, bahkan (sering) mengulang pembahasan yang sama seperti pembahasan tahun sebelumnya. Dejavu bukan karena berjuang bersama orang yang sama (lagi), namun alur cerita dan pembahasan yang sama.
Orang bilang seni organisasi adalah soal pertukaran pendapat. Atau terkadang mendengar bahwa hidup dan matinya mahasiswa adalah soal idealismenya. Idealisme yang berwujud pada pendapat-pendapat dalam setiap adanya kesenjangan keadaan. Itulah kenapa perdebatan akhirnya muncul atas dasar pendapatan yang berbeda.
Ironinya, perdebatan justru menjadi goal dari sebuah pembahasan. Sehat? sepertinya tidak, bukan tidak sehat untuk menolak pertukaran pendapat. hanya saja percontohan-percontohan tidak bagus sering kali mucncul.
Suara-suara yang semakin mengeras untuk menegasakan atau menekankan bahwa pendapatnya adalah yang terbaik.
Rasionalisasi berlebihan dan menyudutkan yang akhirnya memberikan kesan pemaksaan..
Selentingan berkala yang terlontar karena euforia perdebatan mulai memanas.
Atau bahkan umpatan kecil karena kekecewaaan atas keputusan yang tak sejalan.
untungnya ada alternatif lain, produk hukum Islam yang begitu mempesona, Kita mengenalnya dengan sebutan musyawarah. Proses pertukaran pendapat secara lebih syar'i, elegan dan bijak.
Sejujurnya selama setengah dasawarsa kurang satu tahun saya berada disini, bisa jadi ini adalah musyawarah paling hidup. Terelepas dari materi pembahasan yang memang memaksa untuk memeras otak dan otot. Oleh karena itu di tengah-tengah diskusi terkadang suara selintingan atau nada tinggi muncul, namun itu masih bisa dimaklumi. Kultur mencetak nada dan selintingan mereka muncul, namun efek bagus dari nada tinggi dan selentingan itu menimbulkan stimulus untuk berani mengeluarkan pendapat kedalam forum.
Saat pembahasan memanas, emosi memuncak. Terlebih saat pendapat semakin terkerucut pada double statment, atau perbandingan 2 pendapat. Forum menjadi tegang, dan sedikit saja kesalahan bisa berdampak pada serangan statment.
Kemudian siapa yang salah? Bagi saya tidak ada yang salah dalam musyawarah. Toh ini pembelajaran bagi mereka yang muda dan pengayaan bagi mereka yang tak lagi muda. Selagi tujuan mereka adalah perbaikan, selagi dampak buruk dari perdebatan bisa ditinggalkan.
Sah-sah saja, selama kita mampu menahan egoisme, Menahan nafsu untuk memaksakan kehendak. Mengutamakan kepentingan bersama. Mampu legowo dan tsiqoh (tunduk dan patuh) atas kesepakatan yang dihasilkan. Serta yang paling penting adalah tidak melupakan adab forum dalam bermusyawarah untuk mencapai mufaakat.
Aah, forum ini indah. Organisasi yang penuh pembelajaran. Dan masa yang mungkin tak akan pernah terlupakan.
Rugi, saat kesempatan yang telah Allah ijinkan ini tidak dimanfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar