Pernahkah kau merasa, saat sebenarnya langit yang kita pandang adalah langit yang sama. Angin berhembus keutara, meniupkan secerca harapan layangan akan terbang tinggi menjulang langit. Anak-anak berlarian mengejar ke arah angin bermuara, dengan benang panjang nan kuat layangan itu terbang seperti ingin memutus talinya dan menjauh. Namun, anak-anak penuh keceriaan dan semangat menariknya, mempertahankan standar ketinggian agar tak melampaui batas atau malah terbang dan menghilang.
Sedikit merenung dan berfikir, ombak ditepi pantai tak pernah berhenti. Suatu waktu dia bergerak begitu besar dan tinggi, dan terkadang ia pelan dan menghanyutkan. Matahari menjadi saksi saat semua orang memberikan kekagumannya didalam 2 masa, saat fajar mulai menyingsing dan saat senja dengan panorama penuh warna. Mereka menjadi keindahan diantara perubahan 2 warna gelap dan terang. Walaupun adakalanya saat matahari tertutup awan mendung, dan keindahan hari-hari biasanya lenyap terbawa waktu.
Romantika hidup tentulah memiliki perbedaan diantara setiap mata yang memandang. Sedikit ingin mengulang tentang bagaimana kebahagiaan itu datang kedalam hari-hari seorang manusia, hingga tidak ada lagi kekecewaan atau pengaharapan atas ketidakmungkinan. Padahal kita lihat sekian banyak orang frustasi karena kekecewaan, hidup mereka hancur karena kebahagiaan hati tak kunjung dirasakan. Lantas, sebenarnya kebahagiaan itu seperti apa dan bagaimana dia akan datang.
Hingga akhirnya kata bahagia dapat terasa, bahagia itu sederhana, saat terucap kata syukur atas apa yang engkau dapat dan syukur atas apa yang engkau punya. Bahagia adalah kesederhanaan mengucapkan "Alhamdulillah".
Manisnya hidup adalah kita yang merasakan, bahagia membuatmu tenang, cobaan membuatmu kuat, kegagalan membuatmu bangkit, keberhasilan membuatmu rendah hati, namun ada syukur yang akan membuatmu cukup. Karena Allah memberikan kecukupan setelah kekurangan.
Hidup memang seperti itu, terkadang logika tak sejalan dengan realita. Harapan akan cita-cita besar tak kunjung didapatkan, namun sadar atau tidak kebutuhan itu selalu tercukupi tanpa diharapkan atau dicita-citakan. Kita lupa, dan selalu meminta untuk bisa hidup seperti orang lain, padahal sekian banyak orang yang ingin hidup seperti kita.
Belajar dari seorang anak yang bermain dipadang rumput, melihat pesawat melintas diatasnya dia bergumam ingin terbang menembus awan. Namun dari atas, pilot tersebut memimpikan daratan. Dia ingin turun dan segera pulang.
Jika kebahagiaan adalah ilmu, tentu tidak akan ada profesor yang bunuh diri karena kecerdasannya. Jika kebahagiaan adalah harta tentu tidak akan ada konglomerat yang mengakhiri hidup karena khawatir hartanya.
Jika kebahagiaan adalah tahta tentu tidak akan ada presiden yang mati terbunuh karena kekuasaannya.
Kebahagiaan adalah hati yang selalu merendah, mulut yang selalu bersyukur, dan tangan yang tak henti berdo'a.
Sedikit merenung dan berfikir, ombak ditepi pantai tak pernah berhenti. Suatu waktu dia bergerak begitu besar dan tinggi, dan terkadang ia pelan dan menghanyutkan. Matahari menjadi saksi saat semua orang memberikan kekagumannya didalam 2 masa, saat fajar mulai menyingsing dan saat senja dengan panorama penuh warna. Mereka menjadi keindahan diantara perubahan 2 warna gelap dan terang. Walaupun adakalanya saat matahari tertutup awan mendung, dan keindahan hari-hari biasanya lenyap terbawa waktu.
Romantika hidup tentulah memiliki perbedaan diantara setiap mata yang memandang. Sedikit ingin mengulang tentang bagaimana kebahagiaan itu datang kedalam hari-hari seorang manusia, hingga tidak ada lagi kekecewaan atau pengaharapan atas ketidakmungkinan. Padahal kita lihat sekian banyak orang frustasi karena kekecewaan, hidup mereka hancur karena kebahagiaan hati tak kunjung dirasakan. Lantas, sebenarnya kebahagiaan itu seperti apa dan bagaimana dia akan datang.
Hingga akhirnya kata bahagia dapat terasa, bahagia itu sederhana, saat terucap kata syukur atas apa yang engkau dapat dan syukur atas apa yang engkau punya. Bahagia adalah kesederhanaan mengucapkan "Alhamdulillah".
Manisnya hidup adalah kita yang merasakan, bahagia membuatmu tenang, cobaan membuatmu kuat, kegagalan membuatmu bangkit, keberhasilan membuatmu rendah hati, namun ada syukur yang akan membuatmu cukup. Karena Allah memberikan kecukupan setelah kekurangan.
Hidup memang seperti itu, terkadang logika tak sejalan dengan realita. Harapan akan cita-cita besar tak kunjung didapatkan, namun sadar atau tidak kebutuhan itu selalu tercukupi tanpa diharapkan atau dicita-citakan. Kita lupa, dan selalu meminta untuk bisa hidup seperti orang lain, padahal sekian banyak orang yang ingin hidup seperti kita.
Belajar dari seorang anak yang bermain dipadang rumput, melihat pesawat melintas diatasnya dia bergumam ingin terbang menembus awan. Namun dari atas, pilot tersebut memimpikan daratan. Dia ingin turun dan segera pulang.
Jika kebahagiaan adalah ilmu, tentu tidak akan ada profesor yang bunuh diri karena kecerdasannya. Jika kebahagiaan adalah harta tentu tidak akan ada konglomerat yang mengakhiri hidup karena khawatir hartanya.
Jika kebahagiaan adalah tahta tentu tidak akan ada presiden yang mati terbunuh karena kekuasaannya.
Kebahagiaan adalah hati yang selalu merendah, mulut yang selalu bersyukur, dan tangan yang tak henti berdo'a.