Terkadang manusia merasa hebat, merasa kuat dengan dirinya. Sebagai
seorang aktifis mungkin aku begitu menderita saat ini, sebenarnya hanya luka
kecil namun begitu vital. Ketika kaki ini yang biasa kugunakan untuk berlari
meminta waktu untuk beristirahat. Luka di kaki kanan yang sebenarnya tidak
terlalu besar, dalam sekejab bisa meruntuhkan segala aktifitasku.
“lalu nikmat tuhanmu
yang manakah yang telah engkau dustakan” QS. 55:55
Ayat diatas memang benar, terkadang kita lupa dengan diri
kita. siapa kita, dari mana kita dan untuk apa kita. sering merasa hebat dengan
apa yang kita punya, sering merasa besar dengan apa yang kita miliki. Tapi
pernahkah kita membayangkan ketika salah satu saja bagian dari kita diambil
sang pemiliknya apakah kita bisa berbesar diri lagi.
Mungkin kita manusia dapat diibaratkan dengan sebuah gunung.
Lihatlah gunung yang menjulang tinggi itu, ia bagaikan raksasa yang begitu
besar dan puncaknya menembus awan. Gunung itu akan terkenang karena berapa
tinggi puncaknya menjulang, puncak yang mungkin tak pernah terlihat karena
selalu diatas awan. Dari puncak gunung dapat terlihat begitu indah pemandangan
dibawahnya, dapar melihat bentangan panorama alam yang sangat luas dari atas
sana.
Namun, coba kita lihat kebawah. kenapa puncak yang selalu
dipuja-puja itu bisa tetap kokoh dan menjulang tinggi? Padahal selalu didera
hujan dan badai yang pasti lebih dahsyat daripada di daerah rendah. Iya, karena
gunung itu bukan hanya puncak saja, tapi gunung itu juga ditopang dengan
kaki-kaki gunung yang begitu kuat. Bayangkan ketika kaki gunung itu kropos,
tentu puncak yang begitu tinggi akan mudah jatuh. Puncak yang selalu dipuja itu
akan runtuh. Tak dapat lagi menjulang menembus langit, tak dapat lagi melihat
panorama alam luas.
Kalau kita cermat, antara kaki manusia dan kaki gunung itu
sama. Percuma ketika manusia itu pintar, cerdas dan tampan. Percuma ketika
gunung itu menjulang tinggi menembus awan. Ketika pondasinya kropos ataupun
terluka, pondasi itu tempat untuk berpijak untuk memulai segala yang ada
diatasnya. Ketika pondasinya lemah maka hancurlah apa yang ada diatasnya.
waAllualam bisawaf, semoga dapat menemukan makananya. Ini hanya cerita kecil
dari seorang aktifis yang terkapar karena salah satu dari 2 pondasi tubuhnya
terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar