Sabtu, 21 Desember 2013

Integritas

Assalamu’alaikum Wr Wb.
                Sahabat, insyAllah kali ini kita akan membahas sebuah sifat manusia. Sebuah sefat yang kata orang saat ini sudah jarang dimiliki. Padahal makna dari sifat ini akan wajib ditanamkan dalam-dalam pada setiap pemimpin, bukan presiden, bukan gubernur, bukan khilafah, bukan ustad. Tapi cukup dengan kita melihat jauh kedalam diri kita, hakekatnya seorang manusia adalah pemimpin. Sifat itu adalah integritas, yah integritas yang saat ini sudah luntur dalam setiap sanubari manusia. Integritas ini akan mempengaruhi setiap tingkah dan perilaku dari setiap manusia. Integritas merupakan jati diri, jati diri dari setiap manusia dimana apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan itu sejajar.
                Menoleh kebelakang, hari ini aku masih berada dalam sebuah organisasi. Organisasi dimana pertama kali aku memimpin sebuah organisasi resmi, memimpin dengan begitu banyak permasalahan diawal. Bahkan tak bisa kututupi aku hanya seorang manusia biasa, bukan super hero yang mempunyai kekuatan super. Hingga akhir kepengurusan ini, begitu banyak masalah yang akhirnya diperbesar. Dan waktu itu ketika ada seorang adek berkata, “ mas, kalau seperti ini terus gak akan pernah maju. Kita sudah dari awal punya masalah. Percuma kalau sudah di akhir begini, gak akan pernah maju. Coba dari dulu mas seperti ini...seperti ini....seperti ini... “ kata kata itu terus saja dia lontarkan untuk mengkritik segala macam kekurangan yang ada, tanpa pernah membandingkannya dengan pembanding sebelum sebelumnya.
                Beberapa waktu setelah itu, ketika ada sebuah rapat evaluasi untuk menyongsong periode depan. Ingin rasanya aku buktikan, dengan caramu itu apakah bisa membuat semua permasalahan ini selesai. Orang yang dengan mudah mengkritik itu sama sekali tidak kelihatan. Bahkan kabarpun tidak ada, entahlah mungkin khusnudzon saja sedang ada acara yang jauh lebih penting. Hingga pasca itu banyak kerja-kerja yang harusnya dia ikut membantu, tapi pun sama saja tidak terlihat batang hidungnya. Sampai akhirnya sebuah pertanyaan kulontarkan, “ kemaren kemana? Ko gak ikut ngerjain wearpack?” “aduh maaf mas, aku ada acara di kos, ada proyek sm temen-temen udah d tunggu”.
                Sahabat, lihatlah cerita diatas. Mudah memang ketika berbicara, apalagi menacari sebuah kekurangan  orang hingga akhirnya merasa dirinya lebih baik. Tapi lihat, seberapa sering kita melihat orang lain dibanding menginstropeksi diri? Disinilah integritas itu berperan, gampang memang ketika menganggap diri ini lebih baik, dengan bermacam-macam masukan untuk orang lain. Namun, lihatlah apakah masukan itu bukan untuk kita, apakah petuah itu bukan untuk kita. sedangkan ketika kita berbicara telinga paling dekat dengan mulut adalah telinga kita. Kemudian, sebenarnya integritas itu apa?
                Pertama, intergritas adalah tanggung jawab. Tanggung jawab atas apa yang sudah ia yakini, tanggung jawab atas apa yang ia lakukan, tanggung jawab atas apa yang ia katakan. Tidak semua apa yang diyakini, dilakukan dan dikatakan itu pasti benar. Dan tanggung jawab untuk kebenaran adalah dengan memperjuangkan kebenaran itu meski banyak menentang. Sementara tanggung jawab untuk sebuah kesalahan adalah ketika ia berani mengakui sebuah kesalahan, meminta maaf dan berjanji dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Tidak mudah memang ketika ego masih dijadikan sebuah prioritas. Namun, bukti sebuah komitmen adalah sebuah tanggung jawab.
                Kedua, integritas berarti dapat dipercaya. Untuk menjadi orang yang dapat dipercaya tidaklah mudah, karena kepercayaan orang itu akan terlihat ketika ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, sementara kita tidak mungkin ada di depan mata orang dalam waktu yang lama. untuk menjadi orang yang dapat dipercaya adalah cukup degan membuat apa yang ia katakan dan apa yang ia kejakan itu sejalan. Ketika merasa tak mampu untuk melakukan lebih baik diam.
                Ketiga, integritas berarti menguasai dan mendisiplinkan diri. Banyak orang salh dalam mengartikan disiplin kerja, yaitu bekerja tanpa lelah, bekerja tanpa istirahat. Itu jelas salah, disiplin itu mampu menguasai diri dari segala macam ego, atau keinginan. Orang disiplin bukanlah orang yang paling banyak kerjanya namun orang yang paling efisien kerjanya. Ia bekerja bukan tas dasar apa yang ia inginkan, namun ia bekerja atas apa yang dibutuhkan.
                OK, sahabat mungkin sedikti pembelajaran yang dapat disampaikan. Setiap orang pasti punya kekurangan, yang terpenting adalah bagaimana dia menambah kelabihannya bukan bagaimana ia menutupi kekurangannya. Jadilah orang yang senantiasa mengevaluasi diri, bukan mengevaluasi orang lain. Salam semangat perbaikan ^_^
Wassalamu’alaikum Wr Wb.