Kamis, 28 November 2013

Pesta Demokrasi FT UNY 2013

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Alhamdulillah kali ini sedikit akan terpaparkan apa yang sedang terjadi saat ini di Fakultas Teknik UNY. yah, tepat sekali Pemilihan Mahasiwa (PEMILWA) dimana akan di tentukan melalui pemilihan siapa yang kelak akan menjadi pemimpin di Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) FT UNY baik setara jurusan yaitu ketua Hima ataupun setara fakultas yaitu BEM FT UNY.

Tahun ini bisa dikatakan cukup subhnAllah sekali ya? bukan karena tahun 2014 akan ada PEMILU untuk presiden, tetapi memang fenomena yang terjadi di Fakultas Teknik UNY ini sangat berbeda. Teringat jelas ketika tahun lalu, ada dua pasang calon BEM akan tetapi hanya satu yang beraksi lewat kampanye. Sementara tahun ini, dari 2 calon sama-sama kuat dengan metode kampanyenya masing-masing.

Sayang sempat terlihat dimata ini lewat kampanye dunia maya, "apakah ini yang dinamakan demokrasi? ketika doktrinasi merajalela untuk sebuah kekuasaan?" yah, hati ini langsung tercengang dengan kata seorang adek kelas yang cukup kritis sih sebenarnya. Ada yang salahkah dengan pergerakan mahasiswa saat ini, bagi saya sih bukan masalah doktrinasi memperbaiki citra ataupun memperburuk citra. Seorang pemimpin itu pasti adalah orang yang terbaik kok.

Tapi Allhamdulillah mungkin karena tahun lalu perjuangan kami begitu besar, akhirnya merekapun belajar dari kami. Belajar melalui pesta demokrasi mahasiswa, harapanya sih bukan saat ini saja, tatapi kedepan Mahasiswa itu luar biasa, saya bangga merasakan menjadi mahasiswa, mahasiswa yang tidak hanya berjalan dengan langkah, tetapi juga berfikir untuk melangkah. Ingat orientasi itu bukan untuk pemenangan tetapi untuk kebermanfaatan. Dunia kampus adalah laoratorium dunia, maka manfaatkanlah semaksimal mungki ketika kamu didalamnya, sehingga ketika kamu keluar dunia yang nyata itu siap untuk di jalani.

Mungkin dimulai dari PEMILWA ini kedepan Mahasiswa akan kembali sadar, bahwa statusnya bukan lagi murid yang hanya belajar untuk dirinya sendiri, tetapi adalah seorang pejuang yang siap memikirkan orang banyak serambi memikirkan dirinya sendiri. Janganlah sampai Pergerakan-pergerakan mahasiswa yang begitu fenomenal ini akan tergerus oleh budaya liberalisme yang akan menghancurkan nilai dan norma. Boleh saja Amerika itu dikatakan negara maju, tetapi karena liberalisme itu di belkangnya begitu banyak tanda-tanda kehancuran dunia.

Masih sangat teringat jelas dalam sebuah kajian itu, "hakekatnya seorang pemimpin adalah ia yang paling dekat dengan Tuhannya" maka dari itu ketika nama ini sudah jelas terpampang disana untuk menjadi seorang yang akan berjuang, hal pertama yang harus dilakukan adalah mendekatkan diri kepadaNya. Gampangnya mungkin seperti ini, ketika resmi terpilihpun tetapi sehari sebelum dilantik tiba-tiba dimabil nyawanya juga percuma saja.hmmm... iya juga kan?

Melihat fenomena saat ini, saya rasa sudut pandang sangat berpengaruh. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, kuncinya cuma satu, Allah itu adil " siapa yang paling keras usahanya dia yang akan mendapatkan paling banyak juga". Siph, saya yakin dan saya percaya Mahasiswa Fakultas ini masih butuh pemimpin yang mampu mengarahkan kelompoknya ke arah yang lebih baik, bukan hanya kata-kata saja tetapi juga aksi yang mungkin tidak semua orang dapat melihatnya tetapi akan terasa manfaatnya kelak cepat atau lambat.

11 Desember 2013, akan menjadi saksi perwajahan Mahasiswa Fakultas Teknik UNY. Bismillah saja, tidak perlu takut akan semua suara-suara itu. Ketika dari awal sudah mengazamkan diri untuk beribadah insyAllah pasti ada jalan. "Ketika yang kamu bawa itu adalah surga, apa yang perlu kamu takutkan?"kata ustd zaki permana.

Bismillah, yang akan kami bawa dari dulu sampai sekarang cuma satu, dan tidak akan terganti mesti harus tercaci maki. Kami mendapatkan warisan ini, pun begitu kedepan kami yakin akan ada yang meneruskan kami.

Sedikit ini yang dapat digambarkan, semoga bermanfaat. Mahasiswa itu luar biasa, dan saya bangga dengannya.

Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Selasa, 12 November 2013

Qiyadah


Perkara memilih qiyadah atau pemimpin adalah salah satu hal yang paling fundamental dalam Islam, begitu banyak ayat dalam al-Quran dan hadits yang menyinggung tentang pemimpin dan kepemimpinan. Ketika Rasulullah SAW wafat para sahabat sepakat bahwa akan memilih pemimpin dulu sebelum mengukurkan jenazah orang paling mulia itu Rasul SAW. Ini menunjukkan sebegitu pentingnya keberadaan seorang pemimpin di tengah-tengah umat atau sebuah jamaah sehingga sampai-sampai jenazah Rasul SAW harus ditangguhkan pemakamannya oleh para sahabat demi menjaga agar tidak ada kekosongan pemimpin.

Apalagi dipertegas oleh Rasul SAW sendiri dalam banyak hadits-haditsnya. Bahkan dalam perjalanan pun kita harus memilih pemimpin, berikut haditsnya,


“Apabila tiga orang keluar bermusafir maka hendaklah salah seorang dari kamu menjadi pemimpin.” (Riwayat Abu Daud).


Apatah lagi mengenai kepemimpinan umat atau jamaah. Maka wajar kemudian Umar bin Khathab RA mempertegas keberadaan pemimpin dalam Islam dan jamaah dalam ungkapannya yang sangat termasyhur, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa qiyadah dan tiada qiyadah tanpa ketaatan”. Pada ungkapan Umar bin Khathab RA ini ada empat komponen yang menyatu menjadi satu yang tidak bisa dipisahkan yaitu Islam, jamaah, qiyadah, dan ketaatan. Sebab bila ada salah satunya yang hilang maka seluruhnya akan menjadi tidak sempurna.


Memilih pemimpin bukanlah perkara yang mudah dibutuhkan pertimbangan yang matang tentang banyak hal, apalagi menjadi seorang pemimpin ini perkara yang lebih sulit lagi. Sebab menjadi seorang pemimpin mengharuskan dirinya bak “malaikat” yang tak pernah berbuat salah, karena pemimpin adalah cerminan bagi yang dipimpinnya, karena pemimpin harus menjadi teladan bagi yang dipimpinnya, karena pemimpin tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun, apabila ia melakukan kesalahan maka boleh jadi kesalahan-kesalahan itu akan menjadi pembenaran bagi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus siap dibully, seorang pemimpin harus siap menjadi pusat perhatian banyak orang dari yang dipimpinnya segala bentuk tindak dan tanduknya.
Di setiap episode hidupnya, di setiap penggal cerita kesehariannya ia akan selalu dicari-cari kesalahan baik oleh lawan ataupun kawan. Kehati-hatian harus menjadi menu utamanya sebab boleh jadi hal yang makruh untuk seorang jundi (bawahan) bisa menjadi haram bagi seorang pemimpin. Contoh dalam konteks hari ini misalnya, dalam memainkan dunia maya, membuat status, komen dan hal lainnya. Bila yang membuat status agak aneh-aneh adalah orang biasa atau para jundi/bawahan maka itu menjadi hal biasa tetapi jika yang membuat itu seorang pemimpin maka itu akan menjadi malapetaka dan mungkin haram hukumnya.


Maka pantaslah kemudian bila tak banyak orang yang mampu menjadi pemimpin, memimpin diri sendiri saja susah apalagi harus memimpin banyak orang. Dibutuhkan prinsip dari ungkapan Umar bin Khathab RA tadi “tiada pemimpin tanpa ketaatan” selama apa yang diperintahkan oleh pemimpin tadi bukan untuk kemaksiatan maka sudah seharusnya kita sebagai jundi mentaatinya. Di tengah kewajiban seorang pemimpin yang begitu banyak maka tugas kita sebagai jundi wajib membantunya. Bantu pemimpin-pemimpin kita dengan mentaati perintahnya, mendoakan kebaikan untuknya dan menasihati jika ia berbuat salah, janganlah menghakiminya atau malah mencari-cari kesalahannya. Cukuplah kita bisa renungi pidato Abu Bakar As-Siddiq RA ketika beliau selesai dilantik menjadi khalifah pertama, berikut penggalan pidatonya:


Wahai manusia, hari ini aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. ‘Orang lemah’ di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah di antara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Swt. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan shalat semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua”.


Point utama yang bisa kita ambil dari pidato itu adalah taat kepada pemimpin selama dia masih taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan apabila ia tidak lagi punya ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya maka hilang sudah kewajiban taat kita sebagai seorang jundi.


Minggu, 03 November 2013

Piyungan, 2 November 2013

Assalamu’alaikum wr wb


Kawan-kawanku sekalian...
Pantaskah kita mengeluh dalam mengarungi dakwah ini?
Ada atau tidaknya kita dakwah ini akan tetap di perjuangkan!
Percayalah, dakwah ini begitu indah untuk tidak kita perjuangkan..
karena, Dialah Allah.. Dzat yang menciptakan segala yang tercipta, rabb semesta Alam..

Allhamdulillah ketika tahun ini fakultas teknik akan bermain dengan  4 orang. Namun apakah kalian ingat “la yukalifullahunafsan illa wus’aha” dan Allah tidak akan memberikan cobaan terhadap manusia, kecuali ia mampu...
apa arti dari semua itu kawan, ketika musuh kita itu kuat maka sudah menjadi sunatullah bahwa jama’ah kita juga kuat.

Hanya ada 2 hal yang akan di catat dalam sejarah seorang manusia. Yaitu sebagai seorang pecundang atau pahlawan. Silahkan kalian keluar dari jama’ah ini, silahkan kalian lari dari medan perang. Dan itulah yang akan mencatatkan diri kalian sebagai seorang pecundang.
Namun kawan, marilah kita satukan kekuatan dan saling bergandegan tanggan untuk terus bergerak sebagai seorang pahlawan.

Apakah kalian fikir ketika satu kaki ini terluka itu akan menghentikan langkah ini?
apakah ketika siang ini telah berubah menjadi malam itu akan menghentika perjuangan ini?

Ingin sekali rasanya saya berteriak, TIDAAAAAKKKKK....

Bahkan seorang jendral soedermanpun adalah orang yang tidak bisa berjalan,
Bahkan ketika matahari itu telah terbenam masih ada bulan dan bintang yang akan senantiasa menerangi jalan perjuangan.

Kemudian apa lagi yang perlu kita takutkan kawan, saya yakin bahwa tidak akan ada yang pernah bisa menghentikan kita..
Kecuali Allah, Allah yang begitu dekat. Bahkan tanpa harus berada dipuncak gunungpun Allah sangat dekat, Allah jauh lebih dekat dari urat nadimu...

Sampai saat ini saya yakin bahwa, hakekatnya seorang pemimpin adalah ia yang paling dekat dengan Allah...
Namun, lihat lah antum sekalian, lihatlah saya, lihatlah kita, dan lihatlah jama’ah ini.

Pernah kah kalian kecewa?

pernah kah kalian kecewa, jawab?

Namun kawan, akankah kekecewaan kekecewaan tak bermakna itu yang akan menundukan kita? saya hanya ingin menyampaikan sebuah kalimat:
“Bismillahirrahmannirrahim, Ya Allah.... aku berjuang bukan untuk jama’ah ini, tapi untuk Allaaaahhhhh... rabb yang menciptakan jama’ah ini... Alllaaaaahukabarrrrr!!!!”

Dan kawan kawanku semua, untuk kemenangan kita, angkat jari telunjuk kalian keatas.. “salam satu jari, Ashadualla illaha ilallah, wa ashaduana mukhamadarrosulullah”

Dakwah ini akan hancur kawan, dakwah ini akan musnah....

Jika kita...

Tanpa Allah...


Wassalamu’alaikum wr wb

#BaniAsroff