Kamis, 29 Agustus 2013

OSPEK UNY

Pagi itu terdengar  suara pengeras suara di setiap fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta. OSPEK UNY di mulai, senin 19 Agustus 2013. OSPEK yang sebelumnya mendapat kecaman dan cercaan atas segala keluhan keluhan OSPEK, mulai dari dana sampai penugasan. Hari dimana menjadi hari yang paling di tunggu – tunggu oleh lebih dari 7000 pasang mata. OSPEK yang sebelumnya sering di perbincangkan hari itu akan segera di buktikan.
Jam 03.30 WIB seluruh panitia OSPEK sudah berlarian, berkumpul dengan mata-mata yang masih sayu. Terlihat jelas rasa capek dan harap cemas dari mereka. Brefing pagi itu menjadi awal mula perjuangan kami panitia OSPEK UNY 2013. Akan kah OSPEK ini gagal atau justru kami harus menangis haru karena kesuksesan. Entahlah pagi itu tak ada satupun orang yang tau akan jadi apa OSPEK hari pertama ini. Ketika brefing selesai do’a yang panjang dan berat itu pasti di rasakan oleh semua panitia, do’a dimana hal terakhir yang bisa dilakukan itu terasa menjadi senjata paling ampuh setelah 3 bulan berikhtiyar dengan segela cucuran keringat.
Ketika jam tangan menunjukan pukul 06.20 WIB. Suara-suara kecil itu semakin membesar, suara mahasiswa baru datang berbondong-bondong memasuki tribun Gelanggan Olah Raga Universitas Negeri Yogyakarta. Satu, dua, tiga, empat dan semakin padat GOR itu terisi oleh mahasiswa baru dengan senyuman-senyuman mereka. Dibawah MC pun dengan semangatnya menyambut mereka, begitu duduk sambutan hangat itu pun saling menggemparkan GOR, saling bersautan antar fakultas.
Tepat pukul 07.30 WIB OSPEK Universitas di mulai, dengan bersama sama 5648 mahasiswa baru berdo’a bersama untuk mengawali OSPEK ini. Acara yang begitu luar biasa ini di awali dengan video dokumenter berjudul “Jas Biru Kebanggaanku” film karya panitia OSPEK ini begitu menggemparkan GOR kala itu.
Selanjutnya acara yang sangat akan menumbuhkan adrenalin, yah acara bernama OSPEK in Action. Ketika GOR bergemuruh Orasi itu berkumandanga, membangkitkan semangat baru untuk mahasiswa baru. Dengan 7 perwakilan mahasiswa baru semangat itu semakin terbakar. “kawan kawan semua, hakekatnya komitmen ini adalah sebuah perjuangan. Perjuangan ini tidak akan berhenti sebelum ibu pertiwi berhenti menangis. Perjuangan ini tidak akan berhenti sebelum indonesia berada di puncak tertinggi. Tidak ada yang dapat menghentikan kita kecuali kematian, dan tidak ada yang dapat menghentikan kita kecuali kemenangan” Bani asrofudin.
Acara demi acara berlalu, grand opening sungguh sangat luar biasa meriah. Pembukaan OSPEK yang sangat semangat itu menumbuhkan semangat bagi seluruh mahasiswa baru UNY 2013. Sambutan rektor UNY, sosialisasi anti korupsi, dan Orasi Ilmiah dari MENPORA. Acara terakhir, acara yang akan selalu membuat jantung berdebar adalah parade ORMAWA. Ketika seluruh ketua BEM se UNY menjadi tokoh utama.
Akhirnya lagu itu berkumandang, lagu bendera yang sangat indah sekali untuk di teriakan kala itu. Itulah lagu penutup,lagu yang menjadi ujung kesakitan ini, lagu yang menjadi momentum teriakan lega dari seluruh panitia. OSPEK Universitas selesai dengan tamparan kesuksesan yang mungkin tidak terfikir sebelumnya.

Salam edukatif, humanis, religius Fakultas Ilmu Pendidikan.
Salam Budaya Fakultas Bahasa dan Seni.
Salam saitis profetik Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam.
Salam Pergerakan Fakultas Ilmu Sosial.
Salam Jawara,kreatifitas tanpa batas Fakultas Teknik.
Salam sportifitas Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Salam Ekonom Fakultas Ekonomi.
We are one, We are fighting for Indonesia. Kampus biruku luar biasa, kampuspu istimewa. Kampus Universitas Negeri Yogyakarta.

Rabu, 14 Agustus 2013

Time to home


Pagi ini seperti langit dan bumi, iyaa... setelah sekian lama seorang anak ini tidak memperlihatkan batang hidung di hadapan ibunya.  “Saur saur” suara berbeda dari suara yang biasa kudengar dari kicauan pengeras suara masjid itu. Yah, itulah suara ibuku yang Alhamdulillah malam ini aku dapat merasakan kasih dan sayangnya lagi. Seperti sudah bertahun-tahun aku tidak pulang. Bahkan sampai orang yang bagiku paling cuek menayakan kabarku, setelah pulang dari masjid kampung senyuman beliau yang tumben ini menyapa dan mengulurkan tangannya. Alhamdlillah kedua orang tuaku seakan sangat merindukan anak kecil yang sok dewasa ini. Hiks... 
Pagi buta kurasakan sangat besar perbedaannya, ketika biasanya harus kubayar dengan uang apa yang kusantap untuk sahur, pagi ini sudah disediakan diatas meja dan semua itu gratis. Ya Allah, super sekali ternyata rumahku ini. Langsung saja kuambil, walaupun hanya sedikit karena memang sedikit porsiku saat sahur. Nah, muncul lagi perbedaan dari hari-hari sebelumnya. Dan untuk pertama kalinya dalam bulan puasa ini kututup santap sahurku dengan segelas “besar” susu coklat. Yah, sejak bertahun-tahun tahun lalu memang sudah aku deklarasikan ke ibuku bahwa susu ya warna coklat. “dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang telah engkau dustakan” QS 55:55. Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Latunan lagu yang hari ini benar sangat kurasakan, bayangkan kalau ditotal sahur pagi ini bisa habis 15ribu mungkin. Tapi berapakah harga yang harus kubayar? Untuk santap sahur yang nikmat ini? untuk suara alarm yang merdu ini? untuk segelas susu coklat yang tanpa ku pesan ini? Dan untuk perhatian yang luar biasa ini? Hari ini kudapati itu semua gratis atau diskon 100% lah menurutku.
Adzanpun terdengar bergegas orang cuek itu mengajakku ke masjid dengan adzannya yang sangat kuhafal suaranya. Ahh.. merasa bersalah sekali aku, anaknya yang masih muda ini malah harus dipanggil oleh suara adzannya. Akhirnya kuambil jaket itu dan kubergegas berangkat kemasjid yang mungkin sudah setengah tahun tidak kulihat rupanya. Alangkah kaget dan terkejutnya hati ini ketika kulihat dari jauh lampu masjid itu hanya di hidupkan bagian depan saja, langsung terfikir sejenak dalam benak ini “pasti sepi”, ternyata semakin dekat aku berjalan semakin terlihat jelas tumpukan sandal didepan yang tidak terlalu banyak.
Kaget bukan kepayang, setelah kuambil air wudhu, hanya kulihat empat orang saja disana. Dan salah satu diantaranya orang cuek itu, ayahku. Hmmm, ditempatku biasanya minimal ada 1 baris lebih di depan kalau sholat subuh seperti ini tapi disini hanya ada 2 baris ikhwan dan akhwat, itupun barisan yang belum lengkap.
Langsung kutancapkan niat dalam dada ini, pokoknya selama aku disini sholatku harus disini. Ketika kemarin masjid kampusku itu adalah masjid pribadiku, saat ini masjid kampungku ini ya masjid pribadiku. Alhamdulillah hari ini masih di beri kesempatan untuk bersama mereka merasakan dunia yang bagiku cukup seignifikan perbedaanya.