Minggu, 27 Maret 2016

Di Masjid Hatiku Terkait


"Jika sudah tidak terdengan tawa dan canda anak-anak di masjid, 
bersiaplah, kehancuran akan segera datang"

- Sultan Muhammad Al Fatih -

Sebagian orang menjadikannya tempat berkumpul,
Sebagian lagi mengatakan tempat itu adalah tempat beristirahat paling nyaman dan tenang,
Ada pula orang yang mengatakan tempat itu adalah suatu tempat yang suci,
dan tak jarang orang menganggapnya tempat yang kramat.

Ada kalanya tempat itu ramai, penuh sesak dan semua orang berbondong-bondong mendatanginya.
Namun ada masanya tempat itu teramat sunyi, sepi dan tak berpenghuni.

Itulah masjid, tempat dimana hatiku terkait.

Sayangnya tanda-tanda akhir zaman sudah terlihat, dimana masjid dibangun di setiap penjuru dengan megah dan mewah. Tetapi, fungsi-fungsi masjid perlahan tapi pasti menghilang dan tertelan dimakan zaman.

Masjid menjadi begitu eksklusif, karena kemewahan dan kemegahannya tak sembarang orang boleh sholat disana. Mereka datang hanya setelah adzan di kumandangkan, berpenghuni hanya setelah iqomat di sampaikan, dan kembali sepi setelah salam dihaturkan.

Tidak perlu berfikir keras jika hari ini kita susah sekali menemui pemuda-pemuda yang rajin ke masjid jika kita lihat masih ada anak-anak dimarahi saat bermain disana. Mereka begitu senang bermain di masjid karena memang masjid adalah tempat yang nyaman untuk bermain.

Begitulah siklus ini digulirkan, saat ibadah hanya sebatas ritual. dan kedekatan dengan sang maha pencipta hanya sebatas prasyarat egoisme ditengah masyarakat.

ingatlah..

"yahudi tidak akan pernah takut melawan orang islam sampai jama'ah sholat subuh di bangunan itu sama dengan jamaah sholat jum'at"

Bangunan itu adalah masjid, 
Bangunan yang Allah janjikan sebuah rumah di surga bagi siapa saja yang mendirikannya.
Tempat yang menjadi kewajiban bagi laki-laki untuk menunaikan lima waktu pertemuan dengan Rabb nya.
Tempat yang Allah hadiahkan pahala serupa dengan haji dan umrah secara sempurna bagi siapa saja yang ber'itikaf disana diantara dua sholat antara fajar dan syuruq. 
Syurga yang Allah janjikan bagi pemuda yang hatinya terikat dengannya.
dan Singgasana yang kata orang adalah Rumah Allah.


Masjid adalah bangunan pertama yang Rosulullah SAW dirikan ketika sampai di madinah saat berhijrah, menjadikannya tempat untuk beribadah, menjadikannya tempat berkumpul, menjadikannya tempat belajar, menjadikannya tempat bermusyawarah, menjadikannya tempat menyusun strategi perang, dan menjadikannya pusat dari segala pemerintahan. Adzan dikumandangkan pertama kali disana dan sampai detik ini adzan tak pernah berhenti dikumandangkan hingga hari kiamat kelak.

Begitu pula Hagia Sophia, bangunan paling megah pada zamannya di alih fungsikan menjadi masjid pertama di konstantinopel saat Sultan Mehmed II meraih bisyarah Rosulullah SAW menjadi pemimpin tebaik dengan pasukan tebaik. Sejak saat itu berdirilah bangunan megah yang menjadi pusat-pusat pemerintahan di Utsamani, di buat juga sekolah-sekolah umum, madarasah, pusat pengobatan, dapur umum, perpustakaan dan taman-taman yang menjadi tempat berkumpul masyarakat. Dan dari asjid lah karakter kuat bangsa utsmani dibentuk.

Masjid dan segala keistimewaannya seharusnya membuat hati ini jatuh cinta kepadanya dan selalu terbesit niat untuk mendatanginya.

Karena disana ada keberkahan, bagi siapa saja yang memakmurkan. 

Selasa, 08 Maret 2016

Menerima Kehilangan



"Allah mengambil semua yang buruk dari mu, dan Dia memberikan yang lebih baik sebagai gantinya. Maka jangan pernah kau perburuk apa yang telah Dia berikan kepadamu"

- bani asroff-

Terkadang memang kita perlu untuk berfikir bahwa apa yang terjadi adalah suatu sekenario yang telah di rencanakan. Baik dan buruk adalah kepastian yang pasti akan kita terima, Seperti halnya siang dan malam bergantian datang untuk saling mengisi.

Inilah dunia..
Bukankah setiap hujan pasti akan reda,
Bukankah setiap badai pasti berlalu,
dan Setiap yang hidup pasti akan mati..

Kehilangan hanyalah sebuah ilusi bagi orang-orang yang pernah merasa memiliki. Namun, apakah ada satu hal saja yang kita bawa saat lahir kedunia dan itu menjadi milik kita selamanya? sepertinya tidak. Karena kehilangan hanyalah sebuah dampak dari rasa kebermilikan yang berlebih.

Bisa jadi ada hal yang ingin kita tinggalkan namun tak pernah bisa, dan Allah mengambilnya dengan sekali waktu. Atau suatu hal yang akan kita butuhkan dimasa depan, dan tak pernah terfikirkan. Allah memberikannya dalam masa kini, walaupun terkadang kita belum membutuhkannya.

Seindah apapun rencana manusia, pastilah rencana Allah jauh lebih indah. Lihatlah terkadang ada pelangi membentang di langit setelah hujan lebat dan petir yang menyambar. Wujud keindahan yang diberikan setelah susah dan payah.

Tidak perlu takut hari semakin malam, kegelapan yang semakin pekat bukan untuk diratapi dan disesalkan,.Bukankah jika malam semakin gelap, itu berarti pagi akan segera datang, dan matahari pun akan menyinari, memberikan cahaya dan mengusir kegelapan.

Memang indah rencana Allah, suatu waktu Allah menghapus apa saja yang buruk dan segera mengganti dengan yang baik. Itu adalah bentuk kecintaanNya kepada hamba, memberikan apa yang dibutuhkan yang terkadang tidak kita inginkan. Tinggal bagaimana kita mampu menterjemahkan sebuah narasi hidup yang telah Allah tulis, membacanya dengan selalu bersyukur. Karena sesungguhnya baik atau buruk adalah nikmat.

Berbaiksangkalah karena dibalik cobaan pasti ada hikmah, percayalah tidak akan ada sesuatu yang sia-sia.